Episode Gurita Tua
Menyambut Ramadhan di sunyi gelap malam. Angin menusuk-nusuk sukma. Gerimis tempias ke wajah semesta satu mil mendekati Sabang. Tercatat sejarah luka beribu belum dewasa melautkan tangis kehilangan penyangga. Beratus orang tua melautkan darah - kehilangan cahaya mata.
Menyambut Ramadhan di sunyi gelam malam. Aku berkaca pada air mata menyaksikan Jimmy kehilangan kekasih Dollah kehilangan ayah-ibunya Brahim kehilangan Siti biji mata satu-satunya.
(o, Allah entah di sudut mana kerikil nisannya).
Menyambut Ramadhan di sunyi gelap malam. Angin mendesaukan isyarat Allah menegur kita supaya tak angkuh Allah mengingatkan kita supaya tak sombong Allah meminta kita kembali pada garis-Nya.
(Kita ternyata tak bisa membaca alam).
Banda Aceh, 1996
Catatan: Gurita yaitu kapal motor penyeberangan antara Banda Aceh-Sabang yang karam dan menelan jiwa 3.350 jiwa korban meninggal dan hilang.
Puisi: Episode Gurita Tua Sumber http://www.sepenuhnya.com/