Puisi: Episode Gurita Tua - Gasskeun Puisi: Episode Gurita Tua | Gasskeun

Puisi: Episode Gurita Tua

Episode Gurita Tua

Menyambut Ramadhan
di sunyi gelap malam. Angin menusuk-nusuk
sukma. Gerimis tempias ke wajah semesta
satu mil mendekati Sabang. Tercatat sejarah
luka beribu belum dewasa melautkan tangis
kehilangan penyangga. Beratus orang tua
melautkan darah - kehilangan cahaya mata.

Menyambut Ramadhan
di sunyi gelam malam. Aku berkaca
pada air mata menyaksikan Jimmy kehilangan kekasih
Dollah kehilangan ayah-ibunya
Brahim kehilangan Siti biji mata satu-satunya.

(o, Allah entah di sudut mana kerikil nisannya).

Menyambut Ramadhan
di sunyi gelap malam. Angin mendesaukan isyarat
Allah menegur kita
supaya tak angkuh
Allah mengingatkan kita
supaya tak sombong
Allah meminta kita
kembali pada garis-Nya.

(Kita ternyata tak bisa membaca alam).

Banda Aceh, 1996

Catatan: Gurita yaitu kapal motor penyeberangan antara Banda Aceh-Sabang yang karam dan menelan jiwa 3.350 jiwa korban meninggal dan hilang.
 pada air mata menyaksikan Jimmy kehilangan kekasih Puisi: Episode Gurita Tua
Puisi: Episode Gurita Tua
Karya: Sulaiman Juned

Baca juga: Kumpulan Puisi Buat Mama di Hari Ibu

Sumber http://www.sepenuhnya.com/

Related Posts