Puisi: Penumpang-Penumpang Musim - Gasskeun Puisi: Penumpang-Penumpang Musim | Gasskeun

Puisi: Penumpang-Penumpang Musim

Penumpang-penumpang Musim

Di bandara. agenda keberangkatan yang sesak
sungguh kubenci warna tiket. panggilan terakhir dan gegas
penumpang-penumpang musim
saya tinggalkan kotamu, wahai tualang yang mencuri kesepian. lorong
di hatiku ialah orang-orang yang tak saling sapa. tujuan jadi tak
penting
kamu dengar ada jurang yang runtuh dan ruruh
di siang sempat kamu datang. di penungguan tepi jalan
usang kuharap cium perpisahan. tapi permata kecil, sebuah akad tak
lunas
kamu hanya mengantar gemetar yang tambun; sesia yang menahun

tak perlu berlambaian, tualang
kuhitung petak-petak mengecil. sawah-sawah
sayup kekanak terbuai serunai. harapan kita ketika dulu bermain
saya ingin jangkrik bulan. tangkap dia sebelum senja
sebelum pelangi menyungkup kota, kutunggu engkau di taman bunga
duh, tualang. saya pergi bagai layang-layang
waktuku genting untuk terluka. supaya kupesan keasingan ini seribu
musim
alasannya ialah tahun-tahun telah rabun

bernyanyilah, tualang

di titian itu. ketika burung-burung terbang dan saya makin jauh
tulislah rambut panjangku dalam sajak-sajakmu. gerai rahasia
hidup digagal nasib
jikalau sempat pulang. kubawakan sebuah cerita, wacana tiket yang
menyesal
kupesan.

Payakumbuh, 2007
Payakumbuh, 2007
 kamu dengar ada jurang yang runtuh dan ruruh Puisi: Penumpang-penumpang Musim
Puisi: Penumpang-penumpang Musim

Sumber http://www.sepenuhnya.com/

Related Posts

Matikan AdBlock

Agar blog Ini tetap berjalan, matikan AdBlock atau masukkan blog ini ke dalam whitelist.
Terima kasih.