Puisi: Dan Kita Bertemu Di Bale Timbang - Gasskeun Puisi: Dan Kita Bertemu Di Bale Timbang | Gasskeun

Puisi: Dan Kita Bertemu Di Bale Timbang

Dan Kita Bertemu di Bale Timbang

Serupa gadis belia. Harum putik padi, dan dada yang tumbuh. 17 tahun jarak diperam dalam hujan atau asin garam. 17 tahun almanak tersimpan hingga resan. Dan kita bertemu di bale timbang di malam tepi kota yang hampir kita lupa aromanya. Kau ditemani seorang wanita jepang dan pelukis burung hantu. saya masih dengan baju lusuh yang kemarin "Durian yang kita tanam sudah berbuah, tidakkah kaucemburu pada waktu?" Kau kembangkan lagi jalan-jalan. abu kota serta polusi yang berubah jadi pelangi.

Kemudian kita bercerita ihwal pohon-pohon, sepetak tanah yang akan kautetesi susu. "Aku ingin jadi ibu, meski cinta ialah kata yang selalu terlambat!" Katamu seolah mengukur-ukur sesal (di matamu - dan itu terang tak dapat kausimpan - ada gelegak amarah ingin berloncatan). Seekor kunang-kunang rebah di samping meja wanita jepang dan pelukis burung hantu memesan jus jambu "Mereka tiba hanya untuk menyuburkan benci di tubuhku!"
17 tahun jarak diperam dalam hujan atau asin garam. 17 tahun almanak tersimpan hingga resan. Dan kita bertemu di bale timbang, bercerita ihwal pohon-pohon.

Denpasar, Mei 2010
Denpasar, Mei 2010
 tahun jarak diperam dalam hujan atau asin garam Puisi: Dan Kita Bertemu di Bale Timbang
Puisi: Dan Kita Bertemu di Bale Timbang

Sumber http://www.sepenuhnya.com/

Related Posts

Matikan AdBlock

Agar blog Ini tetap berjalan, matikan AdBlock atau masukkan blog ini ke dalam whitelist.
Terima kasih.