Hutanku
Pongah menebang asa yang membelah senyap gemerisik daun kering terinjak kaki perkasa burung-burung terbang menghilang cahaya langit pergi mengusap marah yang mengintip di rerimbun daun dan kuncup kuncup bunga
tak pelak kayu membisu tertebas ayunan sebilah kampak dan gergaji yang sudah final diasah
berangasan menajam tak dengar keluh mengerang dengar bunyi bumi yang mengaduh sampai memekak tangisan sang akar tertinggal terkelit sakit habis darah mengalir dan kayu yang tercacah cacah
hutan tak ingin meranggas sedang angin membawa panas memanggang kayu dan daun daun
Ooh benih benih dari rahim pertiwi menghitung puluhan tahun menunggu tunas tumbuh sedang longsor memanggil tanah menimbun segala cinta
terhentilah nafas dan hutanku lampus.
Juli, 2010 Sumber http://www.sepenuhnya.com/