Bila Malam tak Tidur
Tangis bayi desau daun-daun jasus terpaku menatap waktu
Larut telah jatuh. belum juakah kamu rebahkan tubuh?
Dan murung uir-uir. sebelum tatih langkah. kamu pernah bertanya, di bukit sebelah mana kita akan bicara soal rindu? kamu tak berkata perihal diam. tapi kering memanjang. tungkainya jadi tiang pucat yang menyapamu sebagai gundah; selalu kupuja gerimis. dan dirimu yang berjalan tengah malam di bawah gelap dan laron-laron, ada yang berkata siapakah itu yang terjerembab dalam kabut ah, di rahimku animo telah tua. gerombolan kanak-kanak sungai hanya segambar langit yang rapuh. meski bersenja-senja kutunggu engkau di sana mengantarkan kisah perihal dusun. ibu bau tanah yang kesepian menanti bujang-bujang hanyut di rantau
Inilah riwayat malam. seorang kekasih yang dingin dalam gigil ngalau dan harau ia sulam bermacam-macam pantun tapi sapanya lengang. lingkarang gelanggang hilang tarian suluh-suluh padam. hanya sisa ratok yang berlantunan di lahir sulit bertemu di batin tolong tumpangkan
Larut telah jatuh. belum juakah kamu rebahkan tubuh?
Engkau memang tak bercerita perihal penungguan. sudut tepian yang merentangkan gelisah saat tidur menahun tangis namun gerimis itu turun saat malam jatuh ke tanah yang kamu jengkal dari mimpi-mimpi tua saya rindukan ada yang singgah menggoyang ranjang. atau menyingkap hasrat yang pualam di sini gemetar akan berbisik kepadamu. wahai, masuklah! lantunkan nyanyian di bawah bulan. perihal rama-rama putih yang lincah. akulah kekasih yang dingin!
Dan kita telah bangkit di bukit itu meski tak bicara soal rindu kering terus memanjang kamu lihat pimping berpatahan. ilalang mersik kita tetap saja tak berkata-kata
Larut telah jatuh. belum juakah kamu rebahkan tubuh?
Tangis bayi desau daun-daun jasus terpaku menatap waktu.
Payakumbuh, 2008
Puisi: Bila Malam tak Tidur Sumber http://www.sepenuhnya.com/
Payakumbuh, 2008
Puisi: Bila Malam tak Tidur Sumber http://www.sepenuhnya.com/