Seseorang yang Terus Berlari (: d u)
Kau tentu ingat dikala kita bercakap di tepi bak sebuah hotel gerimis turun ragu dan matamu merah lindap sehabis beberapa botol wine “aku lelah untuk terus berlari. tapi dari kota ke kota ledakan itu terus memburu!” ujarmu menyingkap badan. ada beberapa bekas luka menghitam “ini bunga dari pertikaian!” membisu kubuang puntung rokok ke dalam kolam sebagaimana sobat Madura kita yang juga tak percaya. bahwa rusuh yang tumbuh di tubuhmu yaitu rasa cinta pada tuhan: “aku telah berkali berganti nama demi kebenaran!” hentakmu memecah botol saya memungut derainya. di dalamnya kulihat wajahmu yang tercabik simpang-simpang dari arah matahari yang tak jelas
Kita berpisah juga. kamu seorang Ambon yang dulu ke Jakarta dan kini di Aceh di Payakumbuh kotaku yang sunyi kubayangkan seseorang terus berlari memanggul marah. puisi-puisi di pundaknya berceceran sepanjang jalan “kurasakan daerah tidur ibarat papan bertabur paku. merebahkan nasib sama saja menikam tubuh. engkau dan saya menumpuk sengketa setinggi gunung…” tulismu dalam pesan yang ngilu. kuingat sepasang bule australia yang bertengkar di seberang kolam. kita seakan-akan ingin berdansa alasannya yaitu tertawa tapi bukankah pertengkaran-pertengkaran serupa itu yang kita cemaskan?
Kau tentu ingat dikala kita bercakap di tepi bak sebuah hotel saya takut ledakan-ledakan itu juga hingga ke kotaku.
Payakumbuh, 2008
Puisi: Seseorang yang Terus Berlari Sumber http://www.sepenuhnya.com/