Pejalan yang Tabah
Ia lahir sebagai pejalan. Langkahnya serupa derap kuda sumba di tanah-tanah setapak hingga letih hingga ke puncak pencarian ditanamkan. di mana diri akan menemu segelas kopi panas. stasiun sepi tengah malam orang-orang senantiasa beringsut memungut makna demi makna “Apakah kamu seorang penyair? Kata di sini telah ditelan arus kota tidakkah kaulihat sepanjang jalan orang-orang melagukan kehilangan....”
Ia bukan penyair. Semakin bergerombol orang-orang itu mengejar lembah-lembah, bukit, dan ketinggian tapi di sebuah kafetaria beliau memesan kopi panas kemudian membacakan sajak cinta wacana kuda-kuda sumba. Tentang seorang pejalan yang tabah terus mencari yang tak bertemu di larik-larik dan bait atau pada judul-judul tiada selesai
Ia terus berjalan. Lalu memesan segelas kopi lagi gerombolan itu semakin dekat. tapi beliau merasa kian jauh “Apakah kamu seorang penyair?” Di belakangnya bayang-bayang memanjang.
Payakumbuh, 2017
Puisi: Pejalan yang Tabah Sumber http://www.sepenuhnya.com/