Menginspirasi Melalui Profesi Dosen (Refleksi Kelas Wangsit Trenggalek 4) - Gasskeun Menginspirasi Melalui Profesi Dosen (Refleksi Kelas Wangsit Trenggalek 4) | Gasskeun

Menginspirasi Melalui Profesi Dosen (Refleksi Kelas Wangsit Trenggalek 4)

Tanggal 31 Maret 2018 menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan bersama teman-teman relawan pengajar, relawan dokumentator, dan para fasilitator Kelas Inspirasi Trenggalek. Berawal dari keinginan untuk berbakti kepada bangsa dan negara, kami para profesional mengikuti aktivitas mengajar sehari di SD untuk menawarkan wangsit kepada adek-adek wacana profesi kami. Ya, aku ialah seorang dosen otomatis harus mengenalkan bagaimana profesi seorang dosen itu. Cukup sulit bagi saya, kenapa? Karena yang diketahui siswa SD ialah Guru. Idola mereka hehehe.

Kelas Inspirasi Trenggalek

Kelas Inspirasi Trenggalek


Lalu, bagaimana cara aku memperkenalkan profesi dosen kepada adek-adek ketika itu? Saya siapkan gambar sebelum berangkat ke Trenggalek, namun rupanya gambar pun tidak cukup. Hasil dari memutar otak, karenanya improvisasi dengan mengaitkan profesi dosen (yang mengajar di tingkat Universitas) dengan para lulusan sarjana di antaranya ada yang menjadi insinyur. Akhirnya harus berkolaborasi dengan pak insinyur pengawas dari PLN P. Bali. Dengan mottonya Work, Play, Pray pak PLN selalu menjelaskan di simpulan sesinya bahwa bila ingin menjadi menyerupai dia, maka adek-adek harus kuliah di Universitas. Dan yang mengajar namanya ialah Dosen. Baru giliran aku masuk sambil melambaikan tangan (sok artis hehehe). Selanjutnya, kewajiban aku menjelaskan lebih lengkap menyerupai apa dosen itu, kemudian diikuti dengan memotivasi adek-adek untuk mengejar harapan setinggi langit.
 
Kelas Inspirasi Trenggalek


Di dalam memotivasi adek-adek untuk meraih cita-cita, apapun harapan mereka. Saya mencoba untuk mengajak mereka rajin berguru dan berdoa sebagai kunci utama. Selain itu juga harus berbakti kepada orang tua. Lalu, kita motivasi dengan memakai tumpuan sosok yang meskipun berasal dari latar belakang orang renta yang tidak bisa namun tetap berprestasi kuliah hingga S3. Oleh lantaran itu, selanjutnya aku ajak adek-adek untuk mengurutkan jenjang pendidikan yang harus ditempuh untuk mewujudkan cita-citanya. Mulai aku sebutkan SD, lalu? Siswa jawab SMP, SMA. Saya tegaskan habis Sekolah Menengan Atas terus? “Fakta di kelas 1 SD, sehabis Sekolah Menengan Atas terus? ada yg jawab “Menikah” Sontak menjadi gelak tawa satu kelas. Yaaahhh hiburan sesaat dengan kekonyolan kids zaman now wkwkwk. Tidak itu saja, di kelas 6 ketika aku sebutkan jenjang perkuliahan mulai dr S1 kemudian S2 ( SiswaX: Susu Sapi ), trus S3 (Siswa X: Susu Sapi Segar). Celoteh siswa X, salah satu siswa yg bercita-cita menjadi Polisi Tidur wkwkwk. 

Kelas Inspirasi Trenggalek


Setelah semua sesi terselesaikan, giliran adek-adek untuk menulis cita-citanya untuk ditempelkan di pohon cita-cita. Dari sekian banyak siswa, rata-rata mereka bercita-cita menjadi guru, polisi, tentara, dokter. Yah sama dengan aku ketika SD dulu ketika ditanya harapan niscaya jawabnya dokter, kayak gak ada yang lain aja hehe. Saat membantu adek-adek melekat aku dekati salah satu adek kita yang istimewa (Siswa ABK Down Syndrome) namanya Umi. Saya baca goresan pena cita-citanya yang bergotong-royong tidak terbaca oleh saya. So, aku bisiki pengen jadi apa umi nanti, ternyata ia ingin menjadi seorang guru. Bahagia rasanya ia punya harapan yang mulia. Nah itulah sepenggal dongeng kami dengan adek-adek SD di kawasan Watulimo Trenggalek. Semoga selanjutnya bisa ikut Kelas Inspirasi Kediri, Bali, dan daerah-daerah lainnya. 

Kelas Inspirasi Trenggalek

NB: Tims to temen-temen fasil KIGA yang memastikan aku pulang dengan selamat hehehe.



Sumber https://rimatrian.blogspot.com/

Related Posts