Berbicara wacana kalangan milenial, kita tidak bisa memungkiri bahwa kalangan ini yaitu para generasi muda dengan kisaran lahir tahun 1980 hingga 2000an. Mereka yaitu usia produktif yang paling menjanjikan untuk sebuah kesuksesan. Membangun kepercayaan diri dalam investasi bagi para milenial bukanlah hal yang mudah. Prospek investasi masa depan masih terbelenggu oleh besarnya dorongan untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, menyerupai gadget baru, tas bermerk, jam tangan langsung hingga nongkrong di cafe bergengsi. Di sini lah sisi gelap dari membangun kepercayaan diri dalam investasi untuk milenial, di mana pengaturan keuangan cenderung tidak terkontrol bahkan boros. Singkatnya, membangun kepercayaan diri dalam investasi untuk para milenial itu bagaikan perang melawan hawa nafsu untuk sifat-sifat konsumtif mereka. Nah, berarti perlu kebulatan tekat untuk menuju sukses finasial.
Sebagian kalangan milenial menganggap bahwa sukses hanya sebatas diukur dengan seberapa besar honor yang diperoleh. Sementara yang lain menilai dari seberapa sukses bisnis yang dibangun. Namun tidak banyak yang berani mencoba di bidang bisnis. Untuk memulai sesuatu yang bermodal tinggi memang sangat diharapkan keberanian untuk mengambil resiko. Apalagi di dunia bisnis segala sesuatu penuh dengan ketidakpastian akan fluktuasi harga. Mulai dari proses produksi, perhitungan margin harga hingga harga jual harus dilakukan dengan cermat biar tidak terjadi kerugian. Faktor-faktor resiko yang tinggi tersebut cenderung menciptakan generasi milenial enggan, lantaran pada umumnya kalangan ini masih menengah kebawah dalam kemapanan finansial.
Bagi kalangan milenial, sukses tidak hanya bisa dilalui melalui bisnis atau honor yang besar. Beberapa studi telah mengambarkan bahwa sukses bisa dimulai dengan pengelolaan keuangan yang baik. Lalu bagaimana mengelola uang yang baik? Sebagian orang dikala mendapatkan honor yang terfikirkan yaitu membelanjakannya. Lalu, sisanya akan ditabung atau investasi. Prinsip itu tentu tidaklah salah. Setiap orang akan memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu. Namun pernahkan anda terfikirkan untuk membalik keadaan menyerupai yang diajarkan Warren Buffet? Yah, sehabis mendapatkan honor lalukan tabung atau investasi dulu, gres sisanya kita belanjakan. Kalau bisa nabungnya yang kekinian yaitu investasi di reksadana, emas, surat berharga negara atau saham. Bingung?? Yuk kita bahas!
Prinsip dari investasi yaitu mengalokasikan sebagian dana atau modal yang dimiliki untuk simpanan mulai dari jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang tergantung pada produk investasi yang kita pilih. Masing-masing produk investasi mempunyai karakteristik yang memperlihatkan kegunaan, sifat, hingga kelebihan dan kelemahannya. Oleh lantaran itu, penting sebelum melaksanakan investasi untuk mempelajari produk-produk investasi.
Boleh kita gunakan prinsip SRI (Simpan, Riset, Investasi) ala Armand W Hartono (Dirut BCA) sekaligus Putra Orang Terkaya di Indonesia Robert Budi Hartono. Prinsipnya yaitu sebelum kita memulai investasi perlu kita simpan sejumlah uang sebagai modal, kemudian kita lalukan riset terhadap produk-produk investasi yang mempunyai profit signifikan dan kondusif serta kita bisa mengelola profil resikonya. Yang terpenting di dalam investasi yaitu jangan tergiur dengan laba tinggi namun lupa menganalisis faktor resikonya.
Pentingnya melaksanakan riset yaitu kita perlu membandingkan beberapa produk investasi untuk melihat kecenderungan profit dan profil resiko investasinya. Bagi dunia investasi yang terpenting yaitu tidak rakus. Alias kita harus akil mengelola nafsu untuk berinvestasi dalam jumlah besar pada satu produk investasi saja. Lebih baik melaksanakan diversifikasi aset untuk ditanamkan pada beberapa produk investasi mulai dari jangka pendek, jangka menengah hingga jangka panjang. Jadi, sehabis melalukan riset yang perlu kita lakukan selanjutnya yaitu berinvestasi pada produk investasi yang tepat.
Beberapa jenis produk investasi yang cocok untuk kalangan milenial yang cenderung konservatif dengan modal yang terbatas yaitu produk reksadana, tabungan emas, SBN Ritel, hingga menabung saham patut untuk dicoba. Cara mulai melaksanakan investasi pun sangatlah gampang dengan tersedianya beberapa platform, menyerupai Bareksa dan Tamanduit untuk investasi reksadana dan SBN Ritel. IPOT untuk berinvetasi saham. Bahkan menabung emas sudah ada di genggaman tangan melalui platform pegadaian digital tabungan emas. Kemudahan investasi semakin menjanjikan dengan basis teknologi yang selalu up grade memudahkan para investor untuk membaca peluang dan tantangan dalam dunia investasi. Bahkan beberapa platform juga memperlihatkan edukasi bagi para investor pemula. So, tidak ada kata takut untuk memulai investasi bagi para milenial. Saatnya bergerak membangun masa depan melalui investasi dari sekarang!
Sumber https://rimatrian.blogspot.com/