Menjadi guru ialah pekerjaan yang mulia. Zaman now, banyak pemuda-pemudi yang kuliah di fakultas keguruan demi sanggup menjadi seorang guru. Antusias masyarakat wacana profesi guru tidak lain lantaran pekerjaan ini tidak kalah dengan yang lain dalam beberapa hal, misalkan pengembangan profesi, gaji, tunjangan, asuransi, dan sertifikasi. Berbagai kemudahan yang diberikan negara tersebut, tentunya harus dibarengi dengan kualitas dan kuantitas kinerja yang baik. Kepala sekolah bilang, paling tidak kita bisa menjadi guru yang baik. Berbicara wacana bagaimana menjadi guru yang baik. Setiap guru niscaya mempunyai resep yang berbeda-beda. Different style to teach. Mari kita simak ulasan beberapa hasil survey kita wacana guru yang baik berdasarkan para milenial!
Hasil survey pertama yang akan diulas yaitu pada responden yang berjenis kelamin laki-laki. Dengan rentang usia antara 25 hingga 35 tahun. Profesi tentunya guru. Saat ditanya Bagaimana berdasarkan Anda Guru yang Baik itu? Hasilnya, Responden A menjelaskan bahwa guru yang baik ialah yang bisa menanamkan aksara yang baik kepada siswanya. Hal tersebut sangat penting, lantaran pondasi pendidikan ialah bagaimana mengubah aksara dan perilaku yang kurang baik, menjadi lebih baik melalui proses pembelajaran di kelas. Selain itu, guru juga perlu memperlihatkan teladan implementasi nilai-nilai aksara yang baik pada dirinya sendiri sehingga patut dicontoh para siswanya. Guru harus bisa mengarahkan siswanya untuk menemukan jati dirinya sehingga sanggup dikembangkan ke arah yang positif demi masa depan yang cerah. Jati diri bagi siswa sangatlah penting biar mereka paham betul apa kelebihan dan kelemahan pada dirinya. Oleh alasannya ialah itu, proses mencar ilmu diperlukan sanggup mengubah kelemahan tersebut menjadi suatu kelebihan. Serta menyebabkan kelebihan siswa sebagai potensi untuk meraih prestasi dan kesuksesan.
Responden B menyatakan bahwa guru yang baik ialah yang bukan sekedar mengajar tapi mendidik. Seorang guru tidak hanya bertugas memberikan materi pelajaran saja. Guru harus bisa memberi teladan kebijaksanaan pekerti yang baik, serta tidak lupa mendoakan para siswanya di setiap sholatnya. Satu hal yang menarik untuk diulas dari balasan Responden B ialah kiprah doa di dalam proses pendidikan sangatlah penting. Hal tersebut sebagai media untuk membimbing rohani siswa biar sanggup memahami ilmu-ilmu dan nilai-nilai positif wacana kehidupan. Selain itu, mendapat keberkahan di dalam proses mengajar.
Selanjutnya, Responden C menjelaskan bahwa guru yang baik ialah yang bisa mengikuti perkembangan zaman, dalam artian harus fleksible terhadap perubahan ke arah yang positif. Maksudnya seorang guru harus selalu up date. Guru harus bisa menjalankan perkembangan kurikulum, sanggup mengikuti perkembangan teknologi di abad digital, serta bisa mengajar sesuai dengan konteks zaman sekarang. Guru juga harus bisa mendorong para siswanya untuk berbagi potensi yang ada dalam dirinya untuk berprestasi.
Responden selanjutnya yaitu Responden D seorang guru seni. Ia memperlihatkan balasan yang cukup fenomenal. Menurutnya guru yang baik ialah guru yang berani menyebut dirinya bukan guru. Guru yang baik juga tidak menuntut siswanya untuk pintar. Guru yang baik harus memperlihatkan kebebasan pada siswanya untuk mengekspresikan diri dengan penuh kedisiplinan dan kejujuran. Siswa harus bisa berbagi talenta dan minatnya di manapun jalurnya, tidak hanya di bidang akademik saja.
Hasil survey yang kedua ialah pada responden yang berjenis kelamin perempuan. Dengan rentang usia yang sama yaitu 25 hingga 35 tahun. Hasil survey pada responden wanita memperlihatkan kecenderungan balasan yang sama. Menurut responden E, F, G dan H, guru yang baik ialah yang bisa memahami siswanya dengan baik. Guru juga harus bisa menempatkan diri sebagai sahabat yang baik bagi siswanya, penuh keramahan dan santai dalam komunikasi namun tetap pada batasan tata krama yang baik. Guru juga menganggap siswanya selayaknya anak sendiri, sehingga perhatian penuh tercurahkan bagi para siswa. Guru yang baik juga harus bisa menuntun siswanya untuk menjadi anak yang lebih baik.
Sumber https://rimatrian.blogspot.com/