Saksi
Chapter ini dipersembahkan kepada anda oleh: Inzero."Kedua saksi silahkan memperkenalkan diri?" (Iris)
Aku melangkah mundur dan membiarkan kedua orang yang masuk memperkenalkan diri.
"...Halo. Nama saya Danban. Saya yaitu seorang pengurus kapel di kota ini." (Danban)
Walaupun ada banyak kapel kecil untuk warga sebagai daerah berdoa, tapi hanya ada satu kapel resmi di ibukota. Yang dimaksud Danban yaitu kapel resmi tunggal itu, atau dikenal sebagai sentra gereja yang terletak di serpihan utara kota. Jika seseorang menyampaikan bahwa mereka pergi ke kapel ibukota, kapel itulah yang pertama akan terlintas di dalam pikiran.
"Saya yaitu seorang paus yang tekun dan bekerja menyerupai itu selama 20 tahun... Oh, ya. Penjualan kapel di Armelia itu atas nama saya. Saya diperintahkan untuk melaksanakan ini oleh paus dan lalu untuk suatu alasan absurd saya diusir dari kapel sesudah 20 tahun bekerja." (Danban)
"Halo, Yang Mulia. Saya yaitu Lenin. Saya bekerja di kapel yang sama dengan Danban. Peran saya yaitu menginformasikan wilayah Armelia ihwal penjualan kapel mereka. Saya bersumpah saya hanya melaksanakan apa yang diminta Gereja dari saya, tetapi... Saya diusir dari Gereja belum usang ini. Saya hanya melaksanakan apa yang mereka instruksikan, tetapi entah bagaimana, saya dituduh melaksanakan kejahatan palsu. Saya masih mempunyai salinan arahan dan surat yang saya kirim ke wilayah Armelia. Jika ada keraguan ihwal identitas saya, Anda sanggup bertanya kepada orang lain di sini untuk menjamin identitas saya, sebab saya sangat erat dengan wajah-wajah mereka ini." (Lenin)
Setelah kesaksian dari dua saksi ini, para penonton menjadi berisik. Aku merasa bahwa kita kini sudah menguasai situasinya.
"Saya yakin banyak dari para pastor yang hadir di ruangan ini sanggup menjamin identitas mereka; Bahkan Saya yakin beberapa dari para pastor yang hadir berteman dengan mereka." (Iris)
Daripada menanyakan pertanyaan kepada para pastor, saya menegaskan lagi fakta-faktanya.
Banyak dari para pastor yang terkejut ketika melihat kedua saksi itu dengan mata terbuka lebar, dan segera menghindari tatapanku.
"Saya telah memberikan bukti-bukti dan kesaksian dari kedua saksi. Dengan ini, Saya telah sepenuhnya memberikan perkara saya, Yang Mulia. Apa keputusannya?" (Iris)
Nyonya Ellia menggigit bibirnya pada pertanyaanku. Dia berusaha mencari cara untuk membantah pernyataanku, apapun yang beliau katakan pada ketika ini hanya akan melemahkan argumennya, kecuali beliau bisa menawarkan bukti dengan kualitas yang sama.
Wajah Paus, Wilmotz, memerah sebab marah, tapi tidak ada yang bisa beliau katakan juga.
"Yah, kupikir ini menandai tamat dari pertemuan penyelidikan ini. Kita semua telah mencapai kesimpulan bulat... Apakah itu tidak benar?" (Ibunda Ratu)
Ibunda Ratu berbicara untuk pertama kalinya dalam pertemuan ini. Sepertiku, tidak ada yang bisa berbicara untuk menentang atau membantah pernyataan dari Ibunda Ratu. Pertanyaannya kurang terarahkan dan lebih bersifat retoris yang menegaskan bahwa pertemuan penyelidikan akan segera berakhir.
Kalimat tanya Retoris merupakan kalimat tanya yang mana pertanyaannya sudah sanggup di jawab oleh masing-masing orang yang mendengarnya.
"Iris Lana Armelia, Dengan ini Keluarga Kerajaan menyatakan Anda terbebas dari semua kejahatan dalam perkara ini dan Anda memang seorang darah biru yang layak dari nama Armelia, salah satu keluarga terkemuka di negara kita." (Ibunda Ratu)
Pernyataan ini membuktikan tamat dari proses perkara ini.
"Terima kasih. Terima kasih banyak atas kata-kata Anda, Ibunda Ratu. Namun, Saya mempunyai satu permintaan: Apakah tidak apa-apa untuk melanjutkan pertemuan penyelidikan ini?" (Iris)
"Oh... Apakah masih ada sesuatu yang harus dibahas?" (Ibunda Ratu)
"Ya. Ini yaitu ihwal siapa yang akan bertanggung jawab sebab melaksanakan tindakan tercela menyerupai ini." (Iris)
Nyonya Ellia mengerutkan kedua alisnya.
"Keputusan telah dibuat. Tidak perlu untuk tetap melanjutkan persoalan ini. Bukankah tidak ada gunanya untuk melanjutkan pertemuan ini lebih usang lagi?" (Ellia)
"Ada alasan untuk melanjutkan perkara ini lebih lanjut: Kita harus menemukan pelaku bergotong-royong yang menyebabkan kegaduhan dan keresahan bagi warga kerajaan ini." (Iris)
Saat saya menuntaskan kalimatku, saya mengangkat kepalaku untuk menatap eksklusif kepada paus.
"Anggota keluarga Armelia telah melayani sebagai perdana menteri negara ini selama beberapa generasi. Kami telah setia dan kuat besar di posisi kami. Saya besar hati dengan keluarga kami dan perannya. Bagi seseorang yang menabur kecurigaan dan ketidakpercayaan di keluarga kami... Kami harus memastikan siapa yang berani melaksanakan hal menyerupai itu." (Iris)
Beberapa orang mengalihkan pandangannya. Ini yaitu yang kumaksudkan sebelumnya ketika saya menyampaikan bahwa semuanya akan berjalan lancar.
"Yang Mulia. Untuk meninggalkan tragedi yang belum terselesaikan dengan cara menyerupai ini akan mendorong dan membuka jendela bagi negara-negara lain untuk meremehkan kita dan warga yang telah terpengaruh dampak negatif oleh tindakan keji ini tidak tidak pantas mendapatkan keadilan; Itu akan menodai nama baik kaum bangsawan. Ini yaitu kiprah kita untuk menemukan pelakunya dan membawa mereka ke pengadilan." (Iris)
Benar, kan, Paus Wilmotz? Aku tidak mengatakannya dengan keras, tapi dengan tersirat ketika saya menatap eksklusif padanya.
"Sesuai dengan yang kau katakan. Apa pendapatmu ihwal persoalan ini, Ellia?" (Ibunda Ratu)
Ibunda Ratu meminta pendapat Nyonya Ellia tapi mulutnya tetap tertutup.
"*Menghela Nafas*. Apa yang para pastor Gereja pikirkan ihwal perkara ini?" (Ibunda Ratu)
Sang ratu mendesah kecil sebab kurangnya respon dari Nyonya Ellia dan mengunci tatapannya pada para pastor Gereja.
Banyak dari mereka membuka mulutnya untuk berbicara tapi segera menutupnya pada akhirnya.
Sang Ratu mulai mengusap pelipisnya ketika beliau menatap para pastor dengan dingin.
"Aku tidak tahu mengapa begitu banyak dari kalian menentukan untuk tetap diam. Tidak menyerupai Iris, tidak ada satupun dari kalian yang memberikanku bukti untuk mendukung pihakmu dan pernyataan tidak bersalah. Dua pastor diasingkan dari Gereja, seorang darah biru dikucilkan, dan kini negara kita berada dalam keadaan krisis. Tapi semua yang kulihat dari pihakmu yaitu upaya untuk menghapuskan saksi, menghancurkan bukti, dan merencanakan tuduhan palsu terhadap sekutu yang telah usang ada di kerajaan ini. Sekarang, siapa yang akan bertanggung jawab yang sempurna dan memberikan argumen mereka?" (Ibunda Ratu)
"...Mohon Maaf, Yang Mulia." (Ralph)
Pastor Ralph bangkit untuk berbicara mewakili Gereja. Semua orang mengalihkan perhatiannya kepadanya.
"Yang Mulia. Berkatian dengan perkara ini, Kami, Gereja akan melaksanakan penyelidikan besar-besaran dan akan bertanggung jawab atas tragedi ini. Ini yaitu sepenuhnya kesalahan kami." (Ralph)
"Tentu saja, penyelidikan jelas diberikan. Namun, mengingat bahwa Gereja dikelilingi oleh dinding yang menutupi pekerjaan bahkan itu kaum bangsawan, bagaimana kita akan tahu bahwa Gereja tidak akan mengulangi kesalahannya dan mendorong kesalahan ke dua orang ini? Apa kau akan menyelidiki kebenaran dengan benar?" (Ibunda Ratu)
Tatapan cuek dari sang Ratu menghisap udara keluar dari ruangan dan menusuk hati para pastor yang hadir. Dia bahkan lebih baik daripada Ayah yang mengintimidasi orang.
Dinding misteri ini lebih dari sekedar metafora. Gereja telah berakar sangat dalam di sentra kerajaan. Tidak peduli betapa kuatnya seorang bangsawan, mereka tidak diijinkan masuk ke markas Gereja. Agama itu juga berakar di dalam hati dan pikiran masyarakat. Jadi, jikalau mereka ingin memicu pemberontakan atau bahkan perebutan kekuasaan mereka bisa untuk melakukannya.
...Aku tidak akan membiarkanmu lolos kali ini. Aku akan membongkar celah di baju besimu. Aku harus memisahkan fraksi pangeran kedua dan Gereja hari ini. Jika tidak, hal menyerupai ini niscaya akan terjadi lagi. Khususnya, Aku perlu menjatuhkan paus dan memisahkan kekerabatan antara Van dan Edward.
"Tentu saja, Yang Mulia. Saya tidak akan membiarkan sejarah terulang kembali. Saya mungkin seorang pastor, tetapi saya juga seorang warga negara kerajaan Tusmeria ini. Bahkan jikalau orang yang bertanggung jawab duduk di dingklik tertinggi Gereja, mereka akan dibawa ke pengadilan." (Ralph)
"Oh. Betapa handalnya... Bahkan jikalau mereka menemukan bahwa pelakunya yaitu dirimu sendiri?" (Ibunda Ratu)
"Tentu saja. Kami akan menyerahkan semua dokumen yang terkait dengan tragedi ini dan menawarkan pertanyaan kepada semua pastor dan anggota oleh penyidik dari keluarga kerajaan. Kami akan mendapatkan eksekusi yang diputuskan oleh keluarga kerjaan sendiri sebagai warga negara yang berbaik dari kerajaan ini." (Ralph)
"...Pastor Ralph, itu bukan hak anda untuk menciptakan keputusan itu...!" (Paus)
Setelah mendengar pernyataan pastor Ralph, Paus mulai keberatan.
Tapi keberatannya dengan cepat hilang sebab tatapan cuek pastor Ralph.
"Ya, Saya sadar akan posisi saya, tetapi ini yaitu satu-satunya hal yang sanggup kami lakukan, Yang Mulia. Hutang harus dilunasi dan kita harus menawarkan dokumen-dokumen akuntansi kepada Putri Duke Armelia. Saya yakin Anda menyadari itu, Yang Mulia." (Ralph)
"..." (Paus)
"Mohon lihatlah kedalam mata orang-orang yang bangkit di depan kami. Sampai sekarang, ketidakbersalahan kami dipertanyakan dan kepercayaan yang mereka taruh kepada kami telah rusak. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali kepercayaan mereka yaitu dengan membiarkan pihak lain untuk menylidiki perkara ini dengan benar dan bagi kami yang seharusnya mendapatkan hukuman." (Ralph)
"...Sesuai yang beliau katakan. Aku memujimu, pastor Ralph atas keberanian dan tekadmu. Karena ketulusanmu, Aku ingin Kamu memimpin tim penyelidikan perorangan yang saya pilih dan mencari tahu kebenaran di balik tragedi ini." (Ibunda Ratu)
"Saya akan mengabdikan diri untuk menuntaskan kiprah ini dengan setiap serpihan dari diri saya." (Ralph)
Pasto itu menundukkan kepalanya untuk mendapatkan kiprah sebagai balasan... Seperti yang diperkirakan dari seorang pemain drama dan aktris dengan kemampuan akting yang setar dengan dewa.
"Tidak! Yang Muila! Sesuatu menyerupai itu tidak sanggup ditangani olehnya!" (Paus)
Itu yaitu Paus Wilmotz yang menentang keputusan Ratu.
"Mengapa kau berteriak?" (Ibunda Ratu)
Sang Ratu bertanya padanya ketika beliau menusuknya dengan tatapannya.
"Mohon maaf, Yang Muila. Tetapi tolong pikirkan kembali keputusan ini! Izinkan saya mengumpulkan tim yang sempurna untuk menyelidiki tragedi ini, dan saya akan memastikan mereka melaporkan kepada anda secara eksklusif setiap hari. Saya bahkan akan memimpin tim ini untuk memastikan bahwa tidak ada yang korupsi." (Paus)
"Tidak, Paus Wilmotz. Seperti yang dikatakan Pastor Ralph. Tidak ada orang di sini yang mempercayai personil Gereja lagi. Aku bertanya kepada Pastor Ralph, sebab beliau bahkan siap untuk menghadapi pengadilan jikalau beliau diduga sebagai pelakunya. Aku menghormati tekadnya dalam menghadapi kemungkin menyerupai itu." (Ibunda Ratu)
"Itu..." (Paus)
"Tidak akan ada lagi yang keberatan. Pastor Ralph, Aku menantikan pekerjaanmu." (Ibunda Ratu)
"Ini merupakan kehormatan bagi saya." (Ralph)
Saat saya menuntaskan kalimatku, saya mengangkat kepalaku untuk menatap eksklusif kepada paus.
"Anggota keluarga Armelia telah melayani sebagai perdana menteri negara ini selama beberapa generasi. Kami telah setia dan kuat besar di posisi kami. Saya besar hati dengan keluarga kami dan perannya. Bagi seseorang yang menabur kecurigaan dan ketidakpercayaan di keluarga kami... Kami harus memastikan siapa yang berani melaksanakan hal menyerupai itu." (Iris)
Beberapa orang mengalihkan pandangannya. Ini yaitu yang kumaksudkan sebelumnya ketika saya menyampaikan bahwa semuanya akan berjalan lancar.
"Yang Mulia. Untuk meninggalkan tragedi yang belum terselesaikan dengan cara menyerupai ini akan mendorong dan membuka jendela bagi negara-negara lain untuk meremehkan kita dan warga yang telah terpengaruh dampak negatif oleh tindakan keji ini tidak tidak pantas mendapatkan keadilan; Itu akan menodai nama baik kaum bangsawan. Ini yaitu kiprah kita untuk menemukan pelakunya dan membawa mereka ke pengadilan." (Iris)
Benar, kan, Paus Wilmotz? Aku tidak mengatakannya dengan keras, tapi dengan tersirat ketika saya menatap eksklusif padanya.
"Sesuai dengan yang kau katakan. Apa pendapatmu ihwal persoalan ini, Ellia?" (Ibunda Ratu)
Ibunda Ratu meminta pendapat Nyonya Ellia tapi mulutnya tetap tertutup.
"*Menghela Nafas*. Apa yang para pastor Gereja pikirkan ihwal perkara ini?" (Ibunda Ratu)
Sang ratu mendesah kecil sebab kurangnya respon dari Nyonya Ellia dan mengunci tatapannya pada para pastor Gereja.
Banyak dari mereka membuka mulutnya untuk berbicara tapi segera menutupnya pada akhirnya.
Sang Ratu mulai mengusap pelipisnya ketika beliau menatap para pastor dengan dingin.
"Aku tidak tahu mengapa begitu banyak dari kalian menentukan untuk tetap diam. Tidak menyerupai Iris, tidak ada satupun dari kalian yang memberikanku bukti untuk mendukung pihakmu dan pernyataan tidak bersalah. Dua pastor diasingkan dari Gereja, seorang darah biru dikucilkan, dan kini negara kita berada dalam keadaan krisis. Tapi semua yang kulihat dari pihakmu yaitu upaya untuk menghapuskan saksi, menghancurkan bukti, dan merencanakan tuduhan palsu terhadap sekutu yang telah usang ada di kerajaan ini. Sekarang, siapa yang akan bertanggung jawab yang sempurna dan memberikan argumen mereka?" (Ibunda Ratu)
"...Mohon Maaf, Yang Mulia." (Ralph)
Pastor Ralph bangkit untuk berbicara mewakili Gereja. Semua orang mengalihkan perhatiannya kepadanya.
"Yang Mulia. Berkatian dengan perkara ini, Kami, Gereja akan melaksanakan penyelidikan besar-besaran dan akan bertanggung jawab atas tragedi ini. Ini yaitu sepenuhnya kesalahan kami." (Ralph)
"Tentu saja, penyelidikan jelas diberikan. Namun, mengingat bahwa Gereja dikelilingi oleh dinding yang menutupi pekerjaan bahkan itu kaum bangsawan, bagaimana kita akan tahu bahwa Gereja tidak akan mengulangi kesalahannya dan mendorong kesalahan ke dua orang ini? Apa kau akan menyelidiki kebenaran dengan benar?" (Ibunda Ratu)
Tatapan cuek dari sang Ratu menghisap udara keluar dari ruangan dan menusuk hati para pastor yang hadir. Dia bahkan lebih baik daripada Ayah yang mengintimidasi orang.
Dinding misteri ini lebih dari sekedar metafora. Gereja telah berakar sangat dalam di sentra kerajaan. Tidak peduli betapa kuatnya seorang bangsawan, mereka tidak diijinkan masuk ke markas Gereja. Agama itu juga berakar di dalam hati dan pikiran masyarakat. Jadi, jikalau mereka ingin memicu pemberontakan atau bahkan perebutan kekuasaan mereka bisa untuk melakukannya.
...Aku tidak akan membiarkanmu lolos kali ini. Aku akan membongkar celah di baju besimu. Aku harus memisahkan fraksi pangeran kedua dan Gereja hari ini. Jika tidak, hal menyerupai ini niscaya akan terjadi lagi. Khususnya, Aku perlu menjatuhkan paus dan memisahkan kekerabatan antara Van dan Edward.
"Tentu saja, Yang Mulia. Saya tidak akan membiarkan sejarah terulang kembali. Saya mungkin seorang pastor, tetapi saya juga seorang warga negara kerajaan Tusmeria ini. Bahkan jikalau orang yang bertanggung jawab duduk di dingklik tertinggi Gereja, mereka akan dibawa ke pengadilan." (Ralph)
"Oh. Betapa handalnya... Bahkan jikalau mereka menemukan bahwa pelakunya yaitu dirimu sendiri?" (Ibunda Ratu)
"Tentu saja. Kami akan menyerahkan semua dokumen yang terkait dengan tragedi ini dan menawarkan pertanyaan kepada semua pastor dan anggota oleh penyidik dari keluarga kerajaan. Kami akan mendapatkan eksekusi yang diputuskan oleh keluarga kerjaan sendiri sebagai warga negara yang berbaik dari kerajaan ini." (Ralph)
"...Pastor Ralph, itu bukan hak anda untuk menciptakan keputusan itu...!" (Paus)
Setelah mendengar pernyataan pastor Ralph, Paus mulai keberatan.
Tapi keberatannya dengan cepat hilang sebab tatapan cuek pastor Ralph.
"Ya, Saya sadar akan posisi saya, tetapi ini yaitu satu-satunya hal yang sanggup kami lakukan, Yang Mulia. Hutang harus dilunasi dan kita harus menawarkan dokumen-dokumen akuntansi kepada Putri Duke Armelia. Saya yakin Anda menyadari itu, Yang Mulia." (Ralph)
"..." (Paus)
"Mohon lihatlah kedalam mata orang-orang yang bangkit di depan kami. Sampai sekarang, ketidakbersalahan kami dipertanyakan dan kepercayaan yang mereka taruh kepada kami telah rusak. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali kepercayaan mereka yaitu dengan membiarkan pihak lain untuk menylidiki perkara ini dengan benar dan bagi kami yang seharusnya mendapatkan hukuman." (Ralph)
"...Sesuai yang beliau katakan. Aku memujimu, pastor Ralph atas keberanian dan tekadmu. Karena ketulusanmu, Aku ingin Kamu memimpin tim penyelidikan perorangan yang saya pilih dan mencari tahu kebenaran di balik tragedi ini." (Ibunda Ratu)
"Saya akan mengabdikan diri untuk menuntaskan kiprah ini dengan setiap serpihan dari diri saya." (Ralph)
Pasto itu menundukkan kepalanya untuk mendapatkan kiprah sebagai balasan... Seperti yang diperkirakan dari seorang pemain drama dan aktris dengan kemampuan akting yang setar dengan dewa.
"Tidak! Yang Muila! Sesuatu menyerupai itu tidak sanggup ditangani olehnya!" (Paus)
Itu yaitu Paus Wilmotz yang menentang keputusan Ratu.
"Mengapa kau berteriak?" (Ibunda Ratu)
Sang Ratu bertanya padanya ketika beliau menusuknya dengan tatapannya.
"Mohon maaf, Yang Muila. Tetapi tolong pikirkan kembali keputusan ini! Izinkan saya mengumpulkan tim yang sempurna untuk menyelidiki tragedi ini, dan saya akan memastikan mereka melaporkan kepada anda secara eksklusif setiap hari. Saya bahkan akan memimpin tim ini untuk memastikan bahwa tidak ada yang korupsi." (Paus)
"Tidak, Paus Wilmotz. Seperti yang dikatakan Pastor Ralph. Tidak ada orang di sini yang mempercayai personil Gereja lagi. Aku bertanya kepada Pastor Ralph, sebab beliau bahkan siap untuk menghadapi pengadilan jikalau beliau diduga sebagai pelakunya. Aku menghormati tekadnya dalam menghadapi kemungkin menyerupai itu." (Ibunda Ratu)
"Itu..." (Paus)
"Tidak akan ada lagi yang keberatan. Pastor Ralph, Aku menantikan pekerjaanmu." (Ibunda Ratu)
"Ini merupakan kehormatan bagi saya." (Ralph)
* * *