Education for Sustainable Development (ESD)
ESD yaitu upaya yang luas dan sepanjang hayat yang menantang setiap individu, forum dan komunitas untuk memandang hari esok sebagai hari bagi kita semua. Konsep pembangunan berkelanjutan digambarkan pada tahun 1987 oleh Berita Komisi Bruntland sebagai " Pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan insan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatannya baik untuk generasi masa kini, maupun generasi mendatang."
Berkelanjutan yaitu paradigma untuk berpikir ihwal masa depan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi yang seimbang dalam mengejar pengembangan dan perbaikan kualitas hidup. Ketiga bidang - masyarakat, lingkungan dan ekonomi - saling terkait.
Berkelanjutan yaitu paradigma untuk berpikir ihwal masa depan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi yang seimbang dalam mengejar pengembangan dan perbaikan kualitas hidup. Ketiga bidang - masyarakat, lingkungan dan ekonomi - saling terkait.
Cita-cita dan prinsip-prinsip yang mendasari pembangunan berkelanjutan sangat luas yang luas menyerupai ekuitas antara generasi, jenis kelamin, ekuitas, perdamaian, toleransi, pengurangan kemiskinan, pelestarian lingkungan dan restorasi, konservasi sumber daya alam, dan keadilan sosial.
Deklarasi Rio 1 berisi 27 prinsip sebagai berikut:
1. Orang-orang berhak untuk hidup sehat dan produktif selaras dengan alam.
2. Hak untuk berkembang harus dipenuhi sehingga sanggup memenuhi kebutuhan lingkungan masa kini dan generasi masa depan dengan cara yang adil.
3. Mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan dalam kehidupan di banyak sekali cuilan dunia merupakan keutamaan Pengembangan berkelanjutan.
4. Perlindungan lingkungan merupakan bab integral dari proses Pengembangan dan tidak sanggup dipertimbangkan dalam isolasi dari itu.
5. Tindakan internasional di bidang lingkungan dan pengembangan juga harus mengatasi kepentingan dan kebutuhan dari semua negara.
6. Untuk mencapai pengembangan berkelanjutan dan kualitas yang lebih tinggi hidup bagi seluruh rakyat, negara harus mengurangi dan menghilangkan teladan berkelanjutan produksi dan konsumsi dan mempromosikan kebijakan demografis yang sesuai.
7. Perempuan memainkan tugas penting dalam pengelolaan lingkungan dan pengembangan. Peperangan secara terus menerus sanggup merusak pengembangan berkelanjutan. Perdamaian, pengembangan dan dukungan lingkungan saling tergantung dan tak terpisahkan.
ESD merupakan konsep dinamis yang meliputi sebuah visi baru pendidikan yang mengusahakan pemberdayaan orang segala usia untuk turut bertanggungjawab dalam membuat sebuah masa depan berkelanjutan. ESD berurusan dengan upaya mengubah perilaku dan gaya hidup kita bagi transformasi masyarakat yang positif. Dalam hal ini perlu dikembangkan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan melalui pendidikan sehingga dapat mengubah sikap dan gaya hidup kita bagi transformasi masyarakat yang positif. Nilai-nilai pembangunan berkelanjutan dimaksud yaitu sebagai berikut.
a. Menghargai nilai-nilai dan hak-hak semua insan diseluruh planet bumi dan komitment terhadap keadilan sosial dan ekonomi bagi semua.
b. Menghargai hak-hak azasi insan generasi mendatang dan janji terhadap tanggungjawab antar-generasi.
c. Menghargai dan peduli pada kehidupan komunitas dengan keanekaragamannya yang meliputi dukungan dan perbaikan terhadap ekosistem planet bumi.
d. Menghargai keanekargaman budaya dan janji untuk membangun toleransi budaya lokal dan global, perdamain dan anti kekerasan (non-violence).
Tujuan umum dari dekade ESD yaitu untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip, nilai, dan praktek pembangunan berkelanjutan kedalam semua aspek pendidikan dan pembelajaran. Upaya kependidikan ini akan mendorong terjadinya perubahan sikap yang mendorong terciptanya masa depan yang lebih berkelanjutan dalam konteks integritas lingkungan, keberlanjutan pembangunan ekonomi, komunitas yang adil bagi generasi kini maupun yang akan datang. ESD yaitu untuk setiap orang, dan berlaku pada setiap tahapan kehidupan dimana masing-masing orang menemukan diri mereka. Oleh alasannya yaitu itu, ESD berlaku dalam sebuah perspektif belajar sepanjang hidup, meliputi semua semua ruang lingkup belajar yang memungkinkan, baik formal, non-formal dan informal, serta dimulai dari usia dini sampai dewasa. ESD menuntut reorientasi pendekatan pendidikan, struktur dan isi kurikulum, pedagogi dan sistem ujian. ESD harus mendemonstrasikan hal-hal sebagai berikut.
a. Lintas Disiplin dan Holistik/Menyeluruh; berguru untuk pembangunan berkelanjutan harus tercakup didalam semua kurikulum, bukan sebagai subjek yang terpisah.
b. Nilai Pendorong; penting bahwa norma-norma, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang dimiliki bersama sanggup menopang pembangunan berkelanjutan dan harus dibentuk seeksplisit mungkin sehingga sanggup diukur, diuji, diperdebatkan dan diaplikasikan.
c. Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah; menuntun pada kepercayaan dan keyakinan untuk mengatasi dilema dan kebingungan serta tantangan dalam pembangunan berkelanjutan.
d. Multi-Metode; puisi, drama, debat, pengalaman dan lainlain, yaitu pedagogi-pedagodi yang berbeda yang menjadi model proses-proses dalam ESD. Pengajaran yang hanya mengtransfer pengetahuan sudah seharusnya diganti dengan pendekatan dimana para guru dan murid bekerja bersama untuk mencari pengetahuan dan memainkan peranan penting membangun lingkungan dalam institusi pendidikan mereka.
e. Pengambilan Keputusan secara Partisipatif; murid berpartisipasi dalam pengambilan keputusan ihwal bagaimana mereka harus belajar.
f. Dapat Diterapkan (aplicable); pengalaman berguru mengatakan terintegrasinya kehidupan personal dan profesional dari hari ke hari.
g. Relevan secara Lokal; mengkaji persoalan dan gosip baik lokal maupun global memakai bahasa yang dipakai oleh akseptor didik. Konsep-konsep pembangunan berkelanjutan harus secara hati-hati diekspresikan dalam bahasa yang lain alasannya yaitu pada kenyataannya masing-masing bahasa dan budaya mengekspresikan hal-hal secara berbeda-beda, dan setiap bahasa mempunyai cara-cara kreatif dalam mengekspresikan konsep-konsep.
Berdasarkan uraian di atas ESD dirumuskan sebagai pendidikan yang bermakna, berfungsi dan bertujuan untuk: (1) pembangunan yang sanggup memenuhi kebutuhan hidup generasi kini tanpa harus mengesampingkan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, (2) meningkatkan mutu hidup insan dengan tetap hidup di dalam daya dukung ekosistem, dan (3) menguntungkan bagi semua makhluk di bumi (manusia dan ekosistem) pada masa kini maupun di masa yang akan datang. Dengan demikian nilai-nilai ESD sanggup menjadi “roh pendidikan”.