Common Sense Of A Duke’S Daughter Chapter 57 Bahasa Indonesia - Gasskeun Common Sense Of A Duke’S Daughter Chapter 57 Bahasa Indonesia | Gasskeun

Common Sense Of A Duke’S Daughter Chapter 57 Bahasa Indonesia

Kegelisahan


...Kepalau sangat pusing.

Setelah dibombardir oleh begitu banyaknya informasi, saya kini mengalami sakit kepala. Aku memijat pelipisku dan mengusut dokumennya.

Setelah diberitahu wacana pengucilanku dari Gereja, saya mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan pembangunan kembali salah satu gereja di dalam wilayahku dan memberikannya kepada Sebastian. Gereja yang sudah sangat lusuh sehingga akan menghabiskan banyak uang untuk memperbaikinya, jadi saya membelinya dengan harga dua kali lipat dan memulai perjuangan untuk membangun kembali yang gres di daerah lain. Aku bahkan sudah berkonsultasi dengan Gereja sebelum menyerahkan dokumentasi yang diharapkan semoga gereja dibangun kembali. Tapi bahkan sebelum melaksanakan proses ini, saya sudah berkunjung ke Gereja, tapi ditolak di depan pintu.

Tapi, bahkan sehabis melewati semua semua rintangan yang diperlukan, mereka belum mencabut perintah pengucilan.

"...Betapa hebatnya mereka berhasil mengorbankan kita demi laba mereka sendiri..."

"Ya. Saya memakai semua koneksi yang kami miliki untuk mencari imam yang menjual bangunan gereja kepada kami, tapi tidak sanggup menemukannya. Saya percaya bahwa relasi dengan Gereja telah terputus dan surat yang Nona kirimkan mengenai pembongkaran Gereja diabaikan oleh Gereja. Saya merasa bahwa... bahkan kalau Anda mempunyai kekuatan seorang duke, Gereja akan sanggup membatasi jumlah informasi yang sanggup kami peroleh. Tidak diragukan lagi, ini akan menjadi penyelidikan yang sulit, Nona." (Sebastian)

"Yah, kalau kita sanggup menemukan imam dari kudan, kita akan sanggup menangani duduk perkara ini dengan cepat, tapi..."

Aku tidak sanggup hanya memberi tahu mereka untuk membuang semua informasi yang sudah kita kumpulkan wacana para anggota Gereja. Untuk Sebastian dengan menyesal bahwa ia tidak sanggup memperoleh informasi... Aku sangat terkesan bahwa ia sanggup mendapatkan informasi sebanyak ini dalam waktu yang singkat.

"Bagaimana situasi wilayah kita?"

"Meskipun hanya beberapa hari semenjak kami diberitahu wacana pengucilan, kekhawatiran di antara masyarakat meningkat dengan cepat." (Sebastian)

"Itulah yang kuduga. Bagaimana dengan para pedagang?" (Iris)

"Sudah ada beberapa pedagang yang telah berhenti atau tiba-tiba berlibur. Untungnya, orang lain yang menghargai pekerjaan mereka lebih tinggi daripada reputasi menentukan untuk tetap tinggal, menyampaikan hal-hal seperti, 'Pekerjaan jauh lebih penting daripada suatu keputusan Gereja!' Kami telah sanggup mempertahankan tingkat produksi kami dikala ini berkat orang-orang yang setia." (Sebastian)

Itu masuk akal, kupikir. Untuk mereka yang tidak menyadari keadaan di sekitar gereja yang dihancurkan, akan kelihatan seolah saya menghancurkannya tanpa izin, dan saya akan menjadi seseorang yang melaksanakan kejahatan terhadap tuhan.

Itu tidak sanggup dicegah kalau beberapa pedagang berhenti atau melarikan diri demi keselamatan mereka sendiri.

"Perdagangan juga menurun. Efek dari siatusi ini terhadap wilayah sangat buruk." (Sebastian)

Wilayah yang berdekatan dengan kami gres saja menyatakan peningkatan tarif dan pembatasan perdagangan untuk memperburuk ekonomi kami, mengharuskan kami membayar untuk menjual dalam mata pencaharian mereka dan membayar untuk menyeberang perbatasan juga.

Karena hukum gres inim bisnis yang berbasis di wilayahku menderita kerugian besar – hanya lantaran berbasis di wilayahku menempatkan bisnis pada posisi yang kurang menguntungkan. Aku harus menuntaskan dengan cepat, atau kita alhasil akan kehilangan semua dukungan yang kami terima dari banyak sekali bisnis.

Tentu, ini juga duduk perkara bagi Konglomerat Azura. Aku yang merupakan kepala dari konglomerat ini, telah resmi dianggap sebagai pendosa dan sekarang, orang-orang berhati-hati terhadap produk kami.

Selain itu, kami kini harus membayar pajak yang lebih tinggi lantaran kami harus mengirim barang pribadi ke ibukota.

Sebelum pengucilanku, saya tidak hanya mendapatkan keluhan dari kaum aristokrat wacana kenaikan harga produk kami, yang saya coba untuk menenangkan, tapi ada juga dari masyarakat umum.

Ada juga duduk perkara penurunan penjualan produk kami lantaran kenaikan harga yang disebabkan oleh perusahaan lain memburu karyawan toko kami, terutama dari toko-toko yang berada di ibukota atau toko yang mengalami jumlah perdagangan yang tinggi. Hilangnya para karyawan memuncak dalam mengurangnya produksi dan penjualan kami sudah turun jawaban dari kenaikan harga.

Itulah kenapa produk yang sama dengan apa yang dikirimkan satu demi satu sudah terjual di daerah lain, kalau tidak sama persis, produk tiruan sudah bermunculan di pasar. ini bukan seolah saya tidak mengantisipasi bahwa hal ibarat ini akan terjadi dan menyiapkan tindakan balasan, tapi dengan pengucilanku tidak akan berguna. Sekarang, lantaran pengucilanku sudah mencoreng gambaran merekku, orang-orang lebih cenderung membeli produk tiruan dari perusahaan-perusahaan yang lebih bereputasi.

"...Aku telihat sangat buruk..." (Iris)

I melihat ke cermin yang ada di ruang kerja, dan melihat penampilanku. Cahaya dan mataku sudah meghilang. Rambutku awut-awutan dan kulitku kasar.

Sebagai seseorang yang awalnya menjalani kehidupanku sebelumnya di Jepang, saya pikir bahwa dikucilkan dari Gereja bukan duduk perkara besar... Tapi, di dunia ini, Gereja yakni organisasi yang kuat.
Pengaruh Gereja sangat jauh dan luas.
Ada juga nama dan otoritas mutlak, yaitu Tuhan; Batas kekuatan Keluarga Armelia kalau di bandingkan.

Mustahil bagi kita untuk bernegosiasi dengan Gereja, lantaran merka yakni organisasi yang memegang kekuasaan adikara dan sudah usang merebut hati rakyat. Bahkan untuk mendekati Gereja itu sulit, lantaran saya kini yakni "Pendosa".

Karena pengucilanku, fraksi pangeran kedua sudah mengambil kesempatan ini untuk menghina ayahku tanpa henti, dan insiden apapun yang harus dihadiri ibuku sudah dibatalkan atau undangannya dicabut.

Aku mencoba untuk melihat ke atas.

Aw, kepalaku sakit... Kalau saya mencoba berdiri, saya pusing.

Hanya beberapa hari. Beberapa hari lagi, sudah berapa hari.

Aku hampir tidak tidur akhir-akhir ini, lantaran saya sudah berusaha mengikuti perkembangan situasi dan memikirkan tindakan jawaban yang nanti akan kami diskusikan dan diubah untuk menyesuaikan dengan situasi dikala ini.

Ini pertarungan melawan waktu. Aku menjadi tidak sabar, dan saya berada di bawah perasaan tetang setiap hari.

Aku kembali melihat ke bawah, dan segara merasa bahwa penglihatanku akan menjadi kabur kalau saya mencoba untuk berbalik.

Hanya sedikit lagi... Sedikit lagi, dan nanti persiapanku akan selesai. Meskipun bahkan dengab persiapan ibarat itu, saya ragu bahwa saya akan sanggup membalikkan situasi ini. Kekhawatiran yang berdiam di hatiku terus bertanya apa ini yakni pilihan yang manis atau tidak. Bayangan sudah mulai merasuk ke dalam pikiranku. Lawanku kali ini terlalu kuat. kalau saja saya punya lebih banyak batu untuk mempersiapkan ini, saya bisa... Tidak, bahkan kalau saya meramalkan ini, saya tidak akan punya pilihan lain.

* * *

Sumber https://inzerokun.blogspot.com/

Related Posts