Problematika Pengelolaan Jurnal Ilmiah Di Perguruan Tinggi Tinggi X - Gasskeun Problematika Pengelolaan Jurnal Ilmiah Di Perguruan Tinggi Tinggi X | Gasskeun

Problematika Pengelolaan Jurnal Ilmiah Di Perguruan Tinggi Tinggi X


Tuntutan bahwa seorang dosen maupun mahasiswa harus melaksanakan publikasi ilmiah menjadi dorongan yang kuat bagi beberapa perguruan tinggi untuk menciptakan jurnal ilmiah ber ISSN. Tak terkecuali pada perguruan tinggi X. Dalam kurun waktu 2 tahun, jurnal di perguruan tinggi X bertambah 2 buah jurnal sehingga menjadi 3 jurnal. Sebagai pengelola, Miss A mendesain semoga jurnal selalu terbit secara on time dan on the track. Namun ironisnya dalam kurun waktu 2 tahun tersebut terdapat beberapa hambatan yang besar lengan berkuasa signifikan terhadap pengelolaan jurnal.

1.    Banyaknya dosen yang belum mempunyai kesadaran untuk menulis artikel jurnal
Salah satu hambatan di dalam pengelolaan jurnal ialah kesulitan di dalam mendapat artikel lantaran tidak adanya penulis yang berminat submit. Nah, ini juga yang terjadi di Perguruan Tinggi X, di mana para dosen belum mempunyai kesadaran untuk menulis artikel jurnal. Padahal kalau dikaji secara fungsional, kepenulisan pada artikel jurnal sangat membantu proses berkarier dosen mirip kepengurusan jabatan fungsional, sertifikasi dosen maupun untuk materi evaluasi beasiswa doktor.
Kendala ini kemudian sanggup diatasi dengan cara yang cenderung bersifat persuasif dan intimidatif, di mana setiap dosen diminta untuk menulis kemudian setiap bertemu hendaknya ditagih terkait tulisannya. Yah, layaknya petugas debt collector. Cara ini cukup signifikan untuk membantu dosen-dosen mulai aktif menulis artikel jurnal lantaran intinya mereka sudah mempunyai keinginan, hanya saja belum mempunyai kepercayaan diri untuk menerbitkan. Sebagai pengelola jurnal juga harus terbuka terhadap teman-teman yang bertanya terkait penulisan artikel dan penerbitan secara online. Selain itu, mendorong kemandirian dosen untuk menerbitkan artikelnya pada jurnal luar kampus sebagai sarana semoga dosen mempunyai pengalaman dan konektivitas akademik yang baik di bidang publikasi. Oleh lantaran itu, di dalam meningkatkan kinerja dosen dalam penulisan dan publikasi artikel jurnal, Perguruan Tinggi X juga menunjukkan reward kepada para dosen.
Baca juga: PERAN KETELADANAN DOSEN DALAM KONSTRUKSI POLA PIKIR BERKEMBANG DAN PENGEMBANGKAN DIRI MAHASISWA
2.    Adanya dosen yang hanya menerbitkan artikel ketika dibutuhkan, dan sering menyalahi aturan
Hal yang paling krusial dan menguras emosi ialah persoalan ini. Di mana terdapat beberapa dosen yang ingin menerbitkan artikel jurnal mereka tidak pada masa penerbitan, alias minta diselip-selipkan. Betapa ironisnya, jurnal yang telah tertata rapi dan indah harus dijejali oleh artikel-artikel yang dipakai untuk kebutuhan langsung mereka. Bagaimana tidak, mereka ingin menerbitkan lantaran untuk kebutuhan laporan BKD maupun registrasi Serdos. Ini hal yang paling menciptakan hati miss A sesak, di mana merasa mengelola jurnal mirip menggarami lautan. Usaha mengakibatkan jurnal semakin baik menjadi sia-sia tak berkhasiat dirusak oleh kepentingan segelintir orang belaka. Dan yang menyedihkan lagi, tidak ada kekuatan untuk menolak lantaran mereka orang-orang yang tinggi kedudukannya. Miss A mah apa atuh? hehehe. Oleh lantaran itu, perlu adanya kebijakan yang tegas dari rektor supaya hal-hal tersebut tidak terulang setiap semester.

3.    Pemahaman dosen yang kurang terkait artikel ilmiah dan jurnal
Pemahaman dosen yang kurang ihwal kepenulisan artikel ilmiah dan publikasi jurnal menjadi suatu tantangan tersendiri. Beberapa dosen masih enggan menulis artikel lantaran galau harus bagaimana menulis. Bahkan dalam kurun waktu beberapa terbitan, pengelola masih menemukan beberapa dosen yang mengumpulkan makalah, bukannya artikel. Namun, demi memacu semangat mereka supaya tidak pantang mundur karenanya pengelola membantu menata makalah tersebut menjadi sebuah artikel jurnal.
Adapun pernah seorang dosen bertanya apa bedanya artikel dan jurnal? Cukup menggelitik, namun perlu dijelaskan bahwa jurnal ialah sekumpulan dari beberapa artikel yang diterbitkan melalui media cetak atau online. Artikel ialah goresan pena seseorang terkait fenomena yang diteliti atau dikaji, biasanya terdiri dari 10-15 halaman saja. Perlu dipahami juga terkait dengan kategorisasi jurnal dibedakan menjadi jurnal lokal, jurnal nasional, dan jurnal internasional. Pada dasarnya semua jurnal di Perguruan Tinggi X ialah jurnal nasional, kalau dan hanya kalau komposisi kepenulisannya 60% dosen luar dibanding 40% dosen dalam. Jika sebaliknya, maka jurnal tersebut masuk kategori jurnal lokal saja. Maka kalau ada pernyataan: Sebaiknya jurnal kampus lebih mengutamakan kepentingan dosen dalam kampus! Maka sanggup dijelaskan demikian adanya.
Kasus tersebut kasatmata adanya, sehingga menjadi catatan bersama semoga dibuat sebuah komunitas peneliti di mana menjadi ruang bagi dosen untuk berdiskusi bersama terkait penulisan karya ilmiah dan publikasi. Komunitas peneliti yang dimaksud ialah dosen-dosen yang mempunyai rumpun ilmu yang sama sehingga sanggup berkolaborasi di dalam penulisan karya tulis ilmiah, termasuk menulis artikel. Dengan demikian, setiap dosen harus menulis artikel minimal 1. Hal itu akan sangat membantu pengelola jurnal untuk menerbitkan jurnal secara on time dan on track.

4.    Beberapa setting OJS yang tidak berfungsi akhir persoalan pada hosting
OJS (Open Journal System) ialah bab terpenting di dalam publikasi jurnal. Mengapa demikian? Demi menanggulangi budaya plagiarsm yang terjadi di lingkungan akademik, maka DIKTI mewajibkan setiap jurnal harus diterbitkan secara online melalui OJS. Dengan demikian, ISSNnya pun terdapat dua tipe, yaitu print ISSN untuk terbitan cetak dan online ISSN untuk terbitan online pada OJS. OJS sangatlah simpel dioperasikan, cukup simpel untuk melaksanakan kiprah penerbitan. Namun, hambatan tersendiri ketika sistem OJS ada yang trouble, lantaran untuk setting ulang harus melalui Cpanel. Nah, bagi miss A ini bab yang tidak dipahami dan sulit. Adapun beberapa kali terjadi permasalahan hosting sehingga memicu terjadinya perubahan sistem OJS yang berdampak pada tidak berfungsinya beberapa bab pada OJS mirip create galey, upload image, dan sebagainya. Mungkin, beberapa setting plug in perlu di upgrade sehingga sanggup kembali normal.

5.    Pengelola jurnal yang bekerja sendirian (single operator)
Pengelolaan jurnal tidak seharusnya dilakukan sendiri, terlebih ada 3 jurnal. Mengapa demikian? Dalam jurnal, selain dituntut untuk menerbitkan artikel secara berkala, pengelolaan jurnal juga perlu melaksanakan indexing ke beberapa mesin pengindeks. Selain itu, penataan OJS juga perlu diperhatikan untuk akomodasi bagi pengguna yang ingin submit ke jurnal. Hal ini juga merupakan langkah awal untuk mempersiapkan jurnal menuju akreditasi. Di mana seluruh proses, mulai dari submit, review, editing, publising dilakukan sesuai prosedur yang benar.  Nah, semua itu bukan kiprah yang simpel kalau dilakukan sendirian, maka sudah seharusnya dilakukan secara ber patner.

Sumber https://rimatrian.blogspot.com/

Related Posts