Gemuruh
Tanah, pasir-pasir, debu-debu gemuruh angin menyapu luka
Tak peduli bunyi indah berlumur madu yang selalu berceloteh perihal mimpi-mimpi perihal pedang berkilat menghunus khianat keparat
Pergilah sebab sampan dan kayuh telah melaju jauh
dengar riuh bunyi doa riuh bunyi cinta riuh gelak tawa sebab cinta telah tertinggal di bibir cangkir merah bata yang kukirim kemarin
Tak peduli Seribu bidadari dua ribu bunga Kupu-kupu, lebah dan kolibri saling berebut mencari Nektar-nektar indah
Atau dikala cahaya mengurai warna menjadi pelangi
Cukup
Karena sampan terus berjalan meninggalkan riak air dan ikan-ikan tetap bersuara kecil membicarakan kebenaran yang tak pernah didengar.
Oktober, 2011 Sumber http://www.sepenuhnya.com/