Common Sense Of A Duke’S Daughter Chapter 64 Bahasa Indonesia - Gasskeun Common Sense Of A Duke’S Daughter Chapter 64 Bahasa Indonesia | Gasskeun

Common Sense Of A Duke’S Daughter Chapter 64 Bahasa Indonesia

Pertemuan Penyelidikan


Kata "Imam" yang biasanya saya tulis di chapter sebelumnya, sehabis saya mencari tahu hal hal itu di google, lebih cocok saya tuliskan pastor/pastur.


Saat saya membuka pintu, semua mata orang berpaling kepadaku, dan ketika mereka menyadari siapa aku, Sekelompok para darah biru berdiri dengan gempar. Satu-satunya yang tidak terpengaruh oleh kedatanganku yakni Ayahku, Ibunda Ratu, yang tahu saya akan datang, dan pastor Christopher.

Aku meneruskan berjalan ke ruangan belakang. Ruangan itu dipenuhi para darah biru dan pejabat lainnya. Bagian belakang ruangan ini dikhususkan untuk bangsawan, dan satu-satunya orang yang duduk di sana kini yakni Ibunda Ratu, Nyonya Ellia, dan seorang utusan dari Gereja.

Semua tatapan orang menusuk ku ibarat jarum, dan saya merasa tanganku gemetar bahkan dengan kata-kata dorongan dari ayahku.

Semua akan baik-baik saja. Aku harus berpikir ibarat ini. Bahkan ketika saya mencoba untuk mengepalkan tanganku untuk menghentikan gemetarku, itu tetap tidak berhenti gemetar.

Rasanya ibarat butuh waktu yang usang untuk mencapai bab belakang ruangan, tapi kenyataannya, itu hanya semenit. Syukurlah saya berhasil hingga di sana, tapi ketika berjalan kembali, saya melihat sekilas seseorang.

Pastor Christopher yakni pira kurus dan cerdas yang mengenakan kacamata. Wajahnya tidak berekpresi, tapi saya merasa tatapannya berbeda dari orang lain.

Itu yakni tatapan yang mengatakan, ia akan berhasil atau ia akan gagal dan menghilang terlupakan?

Saat saya mencicipi tatapannya dan mengenalinya, tanganku berhenti gemear. Pastor itu yakni orang yang mempunyai koneksi dengan laki-laki yang membantuku mendapat penggalan bukti itu.

Aku tidak akan mengecewakanmu. Aku akan membalas kepercayaan yang kau dan semua orang taruh kepada diriku.

Aku berjalan mendekati ayahku dan berdiri di sampingnya. Aku eksklusif dihadapkan tahta kosong yang berdiri antara Nyonya Ellia dan Ibunda Ratu. Utusan gereja duduk sedikit di depan mereka.

"...Mengapa kau di sini?" (Ellia)

Nyonya Ellia menatapku dengan dingin.

"Saya merasa perlu bagi saya untuk menjelaskan dan melaporkan rincian yang bahwasanya dari situasi ini." (Iris)

"Tidak ada lagi yang sanggup Anda laporkan atau jelaskan. Fakta bahwa anda telah menghancurkan kawasan suci dewa tidak akan berubah. Pertemuan ini bukan untuk anda tapi sebaliknya untuk ayah anda yang akan bertanggung jawab atas tindakan anda sebagai Duke Armelia." (Paus/Utusan Gereja"

Kata-kata ini tiba dari Paus Gereja Daryl yang merupakan ayah dari Van, salah satu teman bersahabat pangeran kedua.

"Iris Lana Armelia, Anda dituduh melaksanakan kejahatan dengan menghancurkan rumah suci dewa tanpa berkonsultasi dengan gereja. ini yakni penghinaan terhadap dewa kita dan sikap orang yang mengingkari tuhan. Tuhan sangat duka dengan perbuatan ini yang dilakukan oleh salah satu anaknya, apalagi memegang status bangsawan." (Paus)

"Ini persis ibarat yang anda katakan: Rumah suci dewa dihancurkan. Tindakan ini terang membuktikan penolakanmu untuk berbicara dengan tuhan." (Ellia)

Ejekan itu tercemin di warna mata Paus dan Nyonya Ellia.

"Ya, saya oke dengan pernyataan itu. Namun yangjauh lebih mengerikan yakni dongeng wacana bagaimana rumah suci dewa dijual demi keuntungan. Apakah anda ingin mendengarnya?" (Iris)

"Apa yang kau coba katakan, gadis kecil?" (Ellia)

Nyonya Ellia tertawa melalui hidungnya, tapi menyembukan wajahnya di balik kipasnya.

"Bahkan bila anda menanyakan itu pada saya, maksud saya sama ibarat yang saya katakan." (Iris)

"Aku bertanya, alasannya tidak terang artinya, gadis kecil. Penghancuran kawasan suci yakni kejahatan. Jadi, lebih baik memindahkan alasan ke orang lain... Tidak ada hal semacam itu... Kedua perbuatan itu harus dianggap sebagai penghinaan dan pengkhianatan terhadap tuhan." (Ellia)

"Ya. Saya oke dengan Nyonya Ellia. Faktanya, ini memang terjadi. Saya mempunyai kontrak penjualan tanah itu di tangan saya ini." (Iris)

Aku menarik kontrak keluar dari tasku dan menunjukannya kepada Ratu. Ini yakni sertifikat untuk tanah kawasan gereja itu pernah ditinggali. Isinya nama penjual, Gereja, dan pembeli, cincin perdagangan manusia.

Sekelompok orang-orang ndeso yang sebelumnya berisik menjadi sunyi. Kupikir mereka kini ingin melihat siapa yang akan memenangkan kasus ini... Meski begitu... Fraksi pangeran kedua tetap berisik.

"Saya terkejut melihat bahwa tanah suci dewa dijual! ibarat yang anda katakan, Nyonya Ellia, penjualan atau bahkan pikiran menjual tanah dewa itu keterlaluan. Namun transaksi ini dilakukan dan tanah terjual sehabis manajer orisinil meninggal. Pastor yang menandatangi tanda terima untuk sertifikat itu namanya tertulis di sini. Bagaimana anda akan menjelaskan ini?" (Iris)

"Betapa Bodohnya! Di sana... Tidak ada pastor di gereja Daryl yang sangat ndeso untuk akan menjual tanah tuhan. Ini yakni kejajatan dan penghinaan terhadap gelar 'pastor'!" (Ellia)

"Saya sepenuhnya setuju, Nyonya... Saya juga percaya bahwa tidak ada seorang pun di negeri ini akan melaksanakan perbuatan ibarat itu. Namun, itu yakni fakta bahwa kombinasi pembeli dan penjual ini telah merencanakan untuk menyerang suster, merusak kapel. dan menjual belum dewasa yatim yang tinggal di sana." (Iris)

"Omong kosong apa yang kau bicarakan?! Mustahil bagi seseorang yang melayani dewa untuk melaksanakan hal ibarat itu... Apa keluargamu telah jauh terlalu dalam untuk berbohong? Ini cukup mengecewakan." (Ellia)

Nyonya Ellia melaksanakan upaya-upaya untuk menyangkal kata-kataku dan mengejek keluargaku.

"Saya mengerti anda tidak percaya, Nyonya, tetapi ibarat yang anda tahu, saya memegang posisi sementara sebagai penguasa wilayah. Ayah saya memperlihatkan saya gelar ini dan saya telah melaksanakan kiprah saya atas namanya. Saya telah melaksanakan banyak hal sebagai wakil penguasa wilayah, termasuk reformasi pemerintahan, investigasi pajak, pembentukan rute perdagangan dan terakhir pengawasan transfer tanah dan transaksi." (Iris)

"... Dan maksudmu?" (Ellia)

"Tentunya, kami merekam keadaan properti tanah, dan saya telah mengunjungi semua properti dengan nama pemilik. Saya juga telah mengunjungi gereja untuk memastikan bahwa itu yakni milik orang yang melaksanakan perbuatan itu. Sudah ditetapkan pada waktu itu bahwa tanah kapel itu tidak dimiliki oleh gereja, yang berarti bahwa gereja tidak lagi mempunyai tanah itu lagi." (Iris)

Itu sangat tidak terduga, tapi itu mengutungkanku sehingga saya sanggup memajukan penjelasan kepemilikan semenjak awal.

"Saya terkejut mengetahui bahwa Gereja Daryl sendiri menyampaikan bahwa mereka tidak mempunyai tanah itu, meskipun sebuah kapel berdiri di sana. di tangan saya memegang surat dengan korespondensi tersebut juga." (Iris)

Aku mengangkat surat itu lagi sehingga semua orang sanggup melihat bab bawah surat itu dengan nama-nama pastor yang terlibat.

"Sebagai salah satu anak dewa dan wakil penguasa wilayah, saya terkejut bahwa tidak ada kapel di kota saya. Dengan demikian, saya menetapkan untuk menghancurkan yang usang dan membangun kapel gres untuk memberikat masyarakat saya kawasan gres untuk menyembah tuhan. Saya jua telah memberi tahu para jabatan gereja dan kerajaan wacana keputusan ini dan transaksi selanjutnya. Saya juga mempunyai surat dari orang-orang itu." (Iris)

"Kasus ini berkaitan dengan para pejabat kerajaan itu... tapi kau masih tidak mempunyai bukti bahwa gereja juga diberitahu. Aku akan menyampaikan ini sekarang: Pekerjaan menjual tanah dewa ini mungkin yakni pekerjaan orang yang meniru nama dan tanda tangan gereja. hal ini sangat mungkin seeorang bersekongkol denganmu untuk menciptakan dokumen-dokumen ini, bukan?" (Ellia)

Nyonya Ellia bertanya dengan kaku dan menuntut bukti keterlibatan gereja.

"Jika apa yang anda katakan itu benar, maka setiap transaksi atau berurusan dengan istana kerajaan atau pejabat kerajaan juga akan menjadi tidak berarti. Anda juga menyindir bahwa setiap pria, perempuan atau anak sanggup memakai segel istana kerajaan untuk melaksanakan penipuan. Apakah itu sanggup diterima? Jika demikian, maka semua transaksi dan akad oleh istana kerajaan seharusnya tidak ada, bukan, Nyonya Ellia?" (Iris)

Aku membalas balik perkataannya. Nyonya Ellia menutup kipasnya secara keras dengan ketidaksenangan dan berbicara.

Ketidaksenangan = Perasaan tersinggung/tidak senang.


"Betapa lucunya. Namun, Aku tidak akan menarik kembali saranku sebelumnya... Kecuali kau memilki bukti untuk membuktikan bahwa Gereja Darly benar-benar melaksanakan ini. Bicara lebih lanjut darimu tidak ada artinya kecuali kau memperlihatkan buktinya. Mu—." (Ellia)

Saat ia mulai menyampaikan kepadaku untuk 'Mundur', Aku memotong perkataannya.

"Jika anda meminta bukti, maka saya memilikinya di sini di tangan saya." (Iris)

* * *

Wah maaf ya, ga lanjut update lagi padahal saya sudah bilang akan update setiap hari sekali, saya benar-benar minta maaf.

Sumber https://inzerokun.blogspot.com/

Related Posts