Lahilote
Ada yang berumah di hulu sebelum hutan bersebelah mata air daerah mengadu tatkala rotan-rotan tak didapatkan
“aku lahilote laki-laki gorontalo!”
desir air. angin menyebarkan siur dengan daun dalam sendiri sepi tak berhasil menjerat ia simpan hari-hari bersama putaran matahari gadis-gadis datang orangtua yang melamar ia yakni pencari rotan belum kasmaran untuk berahi haruskah diintip bidadari mandi
pada hari yang lain itu ada yang memanggil dari sungai air bersimbur-simbur tujuh wanita terlihat badan lahilote tiba-tiba telah dewasa menyaksikan tubuh-tubuh putih yang terbuka
“kucuri selendang bidadari karena hidup perlu istri aku lahilote pencari rotan siapakah antara kalian sudi bermalam?” ia alunkan lagu itu dengan irama paling merdu. kemudian bergegas ke dalam hutan “kucuri selendang bidadari karena dengan wanita hidup akan kuselami aku lahilote pencari rotan jadilah mempelai kudambakan!” maka kembalilah mereka ke asalnya maka tertinggal satu dalam luka
siang mendepa bayang gubuk itu kemudian didatangi naiklah! jadikan lengang sebagai ranjang bercerita mereka jalan-jalan kehidupan hingga malam hingga selendang itu tak juga ditemukan
“mari berlayar di antara hutan-hutan rotan hulu dan mata air lihatlah cinta mengalir!”
“mari berlayar lautan tak butuh selendang yang kutanam di dada selama ini kuberikan jika malam telah sepi!”
aduhai, dalam perjalanan itu berkayuhlah mereka meninggalkan tebing dan tepi menyusur hingga ke muara rebah di lenguh malam tak bersuluh di gubuk tua hasrat yang bermetamorfosis tumpak gelora berlantun dalam irama rintih bersahutan menjadi pengantin berpanggilan
tapi di sebuah tabung bambu bungkusnya daun jati selendang itu terlipat kuyu selendang yang hilang dulu di mana lahilote? bidadari berlari-lari mencari-cari tubuhnya membuka semua selubung dusta kemudian meninggalkan itu segala bersama sayap yang dijumpa
“mata air hulu sungai o, rotan-rotan bawa saya ke kahyangan!”
lahilote memburu segala yang hilang menebus pura-pura bahwa bidadari yang pergi membunuh dirinya tiba-tiba ia unjukkan tangan ia ulurkan maaf bersumpah atas nama rasa cinta diam-diam. matanya terasa panas diam-diam
maka kemudian di gorontalo orang-orang membuka legenda wacana pasangan yang jadinya saling percaya.
Sumber http://www.sepenuhnya.com/