Analisis Problematika Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 Dan Solusinya - Gasskeun Analisis Problematika Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 Dan Solusinya | Gasskeun

Analisis Problematika Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 Dan Solusinya

Analisis Problematika Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 dan Solusinya 


Pendekatan saintifik yaitu pendekatan dalam pembelajaran dengan menerapkan cara kerja ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013 dituangkan dalam buku siswa maupun buku guru dengan beberapa kata-kata operasional yang membantu guru maupun siswa dalam proses berguru mengajar. 

Namun, kenyataan di lapangan dalam penerapan pendekatan saintifik ini, guru sering melupakan esensi bahwa pembejaran yang dimaksud dalam kurikulum 2013 yaitu pembelajaran yang menekankan pada proses pembelajaran yang mendekatkan siswa pada dunia sekitarnya secara nyata. Di mana siswa berguru dengan alam sekitarnya dengan segala problema di dalamnya melalui pendekatan ilmiah. Dengan demikian, diharapkan siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis dan perilaku ilmiah.

Hilangnya esensi pendekatan ilmiah menimbulkan pembelajaran yang dilaksanakan guru hanyalah kontekstual secara konten/materi saja, namun pengalaman siswa tidak kontekstual. Guru mengajar hanya dengan menerapkan apa yang ada di buku tanpa adanya pengembangan pembelajaran ke arah pembelajaran kontekstual dalam pengalaman belajar. Hal itu memang sulit untuk diperbaiki, mengingat guru sudah terbiasa mengajar dengan pendekatan konvensional yang berupa ceramah, penugasan, maupun ekspositori. Merubah mindset guru bukanlah hal yang gampang dan singkat sehingga dibutuhkan banyak waktu.

Masalah lain yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran saintifik dalam kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik tidak diajarkan secara runtut di dalam pembelajaran. Esensi pendekatan saintifik yaitu siswa melakukan aktivitas mengamati, menanya, menalar,  mencoba,  membentuk  jejaring (mengkomunikasikan) secara berurutan. Namun, dalam buku siswa kurikulum 2013 penerapan pendekatan saintifik dilaksanakan tidak berurutan dalam setiap pembelajaran. Misalnya pada pembelajaran 1 siswa diajak untuk mengamati, bertanya. 

Pada pembelajaran tersebut, siswa tidak diajak untuk menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Kegiatan menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan justru disajikan pada pembelajaran 2, 3, 4 dan seterusnya. Hal tersebut tentunya akan mengurangi esensi dari pendekatan saintifik itu sendiri, di mana siswa diharapkan mempunyai kemampuan ilmiah dan perilaku ilmiah yang baik.

Solusi untuk permasalahan pada pendekatan saintifik ini yaitu sebaiknya dirancang sebuah pembelajaran yang sanggup menyajikan aktivitas saintifik secara penuh mulai dari mengamati, menanya, menalar,  mencoba,  membentuk  jejaring (mengkomunikasikan) dalam satu hari. Pembelajaran juga perlu memakai banyak sekali model yang memungkinkan penerapan pendekatan saintifik, contohnya model inkuiri terbimbing, eksperimen maupun model lain yang sejalan dengan pendekatan saintifik. 

Selain itu pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan pembelajaran yang kontekstual yaitu siswa berguru secara eksklusif dari lingkungan sekitar, baik lingkungan sosial maupun alam.


Sumber https://rimatrian.blogspot.com/

Related Posts