Catatan Tahun-tahun yang Layu
Belum berapa banyak tahun yang layu namun berlembar lontar catatan gugur animo pun jingga dan ungu dalam rona bunga di genggaman
Ada mimpi telah kita dahului hal kebahagiaan suatu masa sambil menganyam hari dan menata puing-puing hati kemudian bersama dalam astana menyenandungkan si Irna dalam buaian Ada mimpi tak kita tahu pasti wacana kebun di halaman belakang di situ, setiap sore menyiram asa menuntun si Irna di rumput berembun pagi-pagi sembari mengajar "Allahu Akbar"
Namun berlembar daun memori gugur animo pun jingga dan ungu dalam rona bunga di taman mencatattahun-tahun yang lalu pada setiap lembar buku ternyata kemudian kita robek dan kumal dalam keranjang sampah
Seberapa mampu karang pertahankan kesetiaan tiap detik digelitik ombak (Hidup ini, Mama, sangatlah keras)
Yogya, 1988
Puisi: Catatan Tahun-tahun yang Layu Sumber http://www.sepenuhnya.com/