Pedagogi Education For Sustainable Development (Esd) - Gasskeun Pedagogi Education For Sustainable Development (Esd) | Gasskeun

Pedagogi Education For Sustainable Development (Esd)



Pedagogi yang terkait dengan ESD merangsang siswa untuk bertanya, menganalisis, berpikir kritis dan membuat keputusan. Pedagogi tersebut bergerak dari berpusat pada guru untuk studentcentred dan dari hafalan ke partisipatif belajar. Pedagogi ESD sering menempatkan-based atau duduk kasus / issuebased. Pedagogi ESD mendorong berpikir kritis, sosial kritik, dan analisis konteks local yang melibatkan diskusi, analisis dan penerapan nilai-nilai. Pedagogi ESD sering memanfaatkan seni memakai drama, bermain, musik, desain, dan menggambar untuk merangsang kreativitas. Mereka bekerja menuju perubahan positif dan membantu siswa untuk berbagi rasa keadilan sosial dan self-efficacy sebagai anggota masyarakat. Teknik Pengajaran ESD antara lain:
a.       Simulasi
Simulasi mengajar / skenario pembelajaran yaitu guru mendefinisikan konteks di mana siswa berinteraksi, kemudian siswa berpartisipasi dalam skenario dan mengumpulkan makna dari acara tersebut. Sebagai contoh, siswa membayangkan mereka tinggal di desa kecil sebagai nelayan dan harus mencar ilmu bagaimana mengelola stok ikan. Konsep yang terkait dengan keberlanjutan sering abnormal dan kompleks. Simulasi mengurangi kompleksitas dan sorot aspek yang menonjol. Memberikan contoh-contoh kasatmata untuk abnormal konsep ini sangat penting bagi bawah umur dan remaja, yang di antaranya masih dalam tahap perkembangan kognitif yang masih konkret.
Kaitan simulasi dengan ESD pedagogi mencakup siswa terlibat secara visual, telinga dan taktil – kinestetik, sehingga meningkatkan ekuitas, mempraktikkan duduk kasus kehidupan nyata yang dihadapi masyarakat dan menambahkan relevansi dengan kurikulum, dan mempromosikan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Teknik pengajaran memakai simulasi meliputi:
1)      Mengajarkan konsep-konsep akademis yang berafiliasi dengan simulasi
2)      Menggambarkan konteks simulasi
3)      Menjelaskan hukum simulasi
4)      Pemantauan acara siswa alasannya mereka terlibat dalam simulasi dan dengan lembut mengarahkan
5)      Refleksi pada simulasi dan menghubungkannya kembali ke konsep .
b.      Diskusi Kelas
Salah satu keterampilan yang ESD berkembang yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara verbal dan tertulis. Diskusi memberi kesempatan siswa untuk berbagi keterampilan komunikasi verbal (misalnya, berbagi fokus dan tujuan sebelum berbicara, mendengarkan secara aktif, membangun gagasan orang lain, meringkas, dan pertanyaan). Siswa dengan modalitas mencar ilmu yang kuat, telinga mencar ilmu dengan baik dari diskusi, baik dari mendengarkan dan mengekspresikan mereka sendiri ide-ide. Guru sanggup menggabungkan pengalaman-pengalaman siswa selama pelajaran melalui diskusi kelas yang menghadapkan siswa dengan aplikasi kehidupan nyata dari konsep.
Kaitan diskusi kelas dengan ESD pedagogi yaitu, apakah yang berpusat pada siswa, merangsang siswa untuk menganalisis dan berpikir kritis, dan membudayakan pembelajaran partisipatif. Teknik pengajaran diskusi kelas memerlukan pertukaran verbal di antara anggota kelompok. Diskusi sanggup mengambil aneka macam bentuk. Diskusi kelompok besar melibatkan seluruh kelas, diskusi kelompok kecil hanya 2-6 siswa. Diskusi sanggup dibimbing guru, siswa yang dipimpin, atau interaktif. Diskusi membutuhkan peraturan untuk menertibkan jalannya diskusi. Guru sanggup memakai diskusi untuk menilai pengetahuan siswa dan penerapan tiga bidang pengembangan berkelanjutan - lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.
c.       Teknik Analisis Isu
Keberlanjutan meliputi permasalahan di bidang lingkungan, duduk kasus sosial, ekonomi, politik dan isu-isu yang dihadapi masyarakat di seluruh dunia. Ketika saat ini siswa mengambil posisi kepemimpinan dan menjadi pemilih, mereka akan harus berurusan dengan isu-isu kompleks. Mereka juga  belajar untuk membuat solusi yang sempurna secara lokal dan pada ketika yang sama. Analisis duduk kasus menunjukkan siswa cara untuk mengatasi dengan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam mereka sendiri, masyarakat dan masyarakat di seluruh dunia, tapi mereka belum mempunyai kemampuan untuk mengeksplorasi. Siswa mengetahui isu warta mengenai permasalahan dunia melalui media. Mereka akan mencar ilmu mengkaji fakta yang ada dengan isu isu yang ada dimedia.
Kaitan Analisis isu dengan ESD pedagogi mencakup analisis isu membawa relevansi kurikulum, meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis, meningkatkan pengambilan keputusan, berpikir perihal masa depan. Teknik pengajaran analisi isu dimulai dengan penamaan duduk kasus yang didasarkan pada daftar pertanyaan perihal suatu masalah, yang ditampilkan dalam bab acara sampel. Siswa menjawab daftar pertanyaan tersebut. Kemudian guru memancing argumen siswa untuk mengungkapkan pandangannya mengenai isu tersebut. Analisis isu sanggup dilakukan secara individual, kelompok kecil atau kelompok besar.
d.      Mendongeng
Bercerita merupakan teknik untuk memberikan dan menggambarkan ide-ide keberlanjutan sehingga pembelajaran menjadi menarik. Hal ini memungkinkan para guru untuk lebih mengirimkan informasi pengembangan, prinsip-prinsip berkelanjutan dan nilai-nilai kepada anak-anak. Mendongeng sangat baik untuk siswa yang mempunyai modalitas mencar ilmu telinga (auditori). Mengingat aliran kisah yang berafiliasi dengan konsep-konsep mungkin lebih gampang bagi siswa. Mendongeng ESD yaitu pedagogi yang efektif sebagai nilai-nilai yang tercermin dalam kisah tradisional yang sering mengandung akal para penatua atau berasal dari kisah penciptaan, yang membantu untuk menunjukkan rasa hormat terhadap warisan budaya serta lingkungan.
Kaitan mendongeng dengan ESD pedagogi yaitu mendongeng sebagai link  pengetahuan melalui tradisional dan budbahasa akal dari satu generasi ke generasi berikutnya, melibatkan penerima didik dengan warisan budaya dan menghubungkan dengan penerima didik auditori, yang tidak sepenuhnya terlibat dalam kelas menurut mencar ilmu dari buku teks. Mendongeng untuk mengatasi duduk kasus ekuitas kelas, menggabungkan prinsip-prinsip, perspektif, dan nilai-nilai yang terkait untuk keberlanjutan.
Sebuah pelajaran sanggup terstruktur dengan komponen mendongeng yang menggambarkan isi akademik atau menambahkan keberlanjutan sebuah komponen untuk pelajaran. Dongeng disajikan dalam struktur kisah dengan situasi awal, konflik, komplikasi, klimaks, ketegangan, resolusi, dan kesimpulan. Dengan latihan, laju kisah sanggup bervariasi dan ketegangan dibangun melalui jeda untuk menarik perhatian siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Nikolopoulou, A, Abraham, T & Mirbagheri, F. 2010. Education for Sustainable Development. USA : SAGE Publications Inc.
http://www. UNESCObkk.org/index.php?id =3808.
http://www.yplhc.org/konsep_desd.php. Konsep Decade of Education for Sustainable Development (DESD)
Unesco. 2012. Education for Sustainable Development. France: United Nations Educational, Scientific and cultural OrganizationPT.

Sumber https://rimatrian.blogspot.com/

Related Posts

Matikan AdBlock

Agar blog Ini tetap berjalan, matikan AdBlock atau masukkan blog ini ke dalam whitelist.
Terima kasih.