Model-Model Pembelajaran Terpadu - Gasskeun Model-Model Pembelajaran Terpadu | Gasskeun

Model-Model Pembelajaran Terpadu


Model Sequenced
Model sequenced diibaratkan mirip kacamata, maksudnya lensa terbagi dalam dua bagian, namun terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. 
Mata pelajaran yang berbeda sanggup dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut. Model sequenced ialah model pembelajaran terpadu di mana guru sanggup mengatur ulang urutan topik sehingga dalam unit sanggup serupa dan bertepatan satu sama lain. Dua mata pelajaran yang terkait sanggup diurutkan sehingga isi pokok keduanya diajarkan secara paralel. Melalui pengurutan topik yang diajarkan, dibutuhkan masing-masing acara pembelajaran sanggup meningkatkan yang lain. Satu subjek membawa yang lain dan sebagainya. Makara intinya, subjek suatu mata pelajaran sanggup membantu meningkatkan pembelajaran subjek mata pelajaran lain, begitu pula sebaliknya.
Contoh model sequenced:
Kelebihan:
1. Guru sanggup menyusun kembali rangkaian topik, cuilan dan unit dengan menentukan skala prioritas mata pelajaran yang ada pada kurikulum atau tidak sekedar mengikuti urutan yang telah dijabarkan di dalam kurikulum.
2. Urutan topik dari disiplin ilmu yang terkait sanggup membantu mereka untuk memahami mata pelajaran yang telah diajarkan. Dalam dua disiplin ilmu tersebut, memudahkan siswa mendapatkan materi yang dijelaskan oleh guru, menawarkan penguatan terhadap materi yang disampaikan dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kekurangan:
1. Guru harus menciptakan rencana pelaksanaan pembelajaran kerja sama dengan guru bidang studi yang lain yang ada hubungannya dengan sub materi yang akan diajarkan, kemudian harus menentukan tema yang sempurna dengan kedua sub materi tersebut.
2. Dalam model sequenced memerlukan kerja sama dan fleksibilitas semua guru yang terlibat. Ini tidak semudah yang kita dengar alasannya ialah ketepatan waktu guru yang mengajar dan sub materi harus diubahsuaikan dengan kondisi yang ada.

Model Fragmented
Pembelajaran tradisional yang lebih menitikberatkan ke sikap disiplin dan berbeda atau terpisah. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari guru.
Contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pembelajaran perihal menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sanggup dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
Kelebihan:
1. Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu
2. Menyediakan guru yang mahir dibidangnya serta sanggup membuatkan ilmunya secara luas
3. Guru sanggup menyiapkan materi bimbing sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan gampang menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Kekurangan:
1. Kurikulum model ini memisahkan setiap mata pelajaran yang lain sehingga siswa tidak bisa mengintegrasikan sebagian konsep, sikap, keahlian yang ada antar disiplin ilmu
2. Tidak adanya pengintegrasian antar disiplin ilmu akan menimbulkan pelimpahan dan penimbunan materi pada siswa
3. Tidak efisien

Model Connected
Fokus model connected ialah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan kiprah pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi. Model pembalajaran ini menyajikan kekerabatan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu kiprah ke kiprah yang berikutnya. Kunci utamanya ialah adanya satu perjuangan sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Contoh model connected :
1. Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika perihal uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
2. Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya
Kelebihan:
1. Dengan adanya kekerabatan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, penerima didik-peserta didik memiliki citra yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam.
2. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih sanggup dicerna oleh penerima didik.
3. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan penerima didik untuk sanggup mengkonseptualisasi kembali dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan:
1. Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun kekerabatan dibentuk secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
2. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi.
3. Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka perjuangan untuk membuatkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.

Model Nested
Pembelajaran terpadu model nested mengintegrasikan kurikulum di dalam setiap mata pelajaran secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan berguru yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-keterampilan berguru itu mencakup keterampilan berfikir (thingking skill), keterampilan social (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill).
Kerampilan dalam model nested

Contoh model nested:


Kelebihan:
1. Belajar siswa diperkaya dan ditingkatkan pengalaman belajarnya.
2. Biasanya, berfokus pada: isi, strategi, keterampilan sosial, dan ide-ide lain, guru biasanya mencari sumber isu dari beberapa bidang.
3. Sementara dalam menyediakan kebutuhan isu di beberapa bidang, tidak memerlukan beban tambahan.
4. Dengan model ini, seorang guru tunggal sanggup menawarkan integrasi luas pada kurikulum. Dengan kata lain siswa bisa membuatkan pengalaman belajarnya  sendiri.
Kekurangan:
1. Dari pengelompokan atau penyebaran beberapa sasaran berguru dalam satu tujuan pembelajaran sanggup membingungkan siswa.
2. Jika model nested ini tidak dijalankan dengan hati-hati, prioritas konseptual menjadi rancu dan menyulitkan siswa, alasannya ialah siswa diarahkan untuk melaksanakan banyak kiprah sekaligus berguru dalam satu proses pembelajaran.












Sumber https://rimatrian.blogspot.com/

Related Posts