Surat untuk Di
Dalam gerimis kita menghitung cermin sepanjang jalan Ada perbincangan dalam ruang tak berbatas itu ihwal tanah ladang, angin, lautan dan bumi yang tak pernah berhenti menangis
Gelombang pasang dikala langit senja ibarat tangisan bunyi cinta di sebuah kota tak berpeta mengejar rasa takut yang berputar cepat menerbangkan debu-debu di sepanjang trotoar
Semua kita tulis dalam bait-bait puisi Di, bukankah hidup yaitu harapan?
19 Desember 2011 Sumber http://www.sepenuhnya.com/