Puisi: Patung Bersahabat Bundaran (Karya Iyut Fitra) - Gasskeun Puisi: Patung Bersahabat Bundaran (Karya Iyut Fitra) | Gasskeun

Puisi: Patung Bersahabat Bundaran (Karya Iyut Fitra)

Patung Dekat Bundaran

Patung itu. matanya tajam
seolah bercerita perihal usaha saat saya lewat di bundaran
kadang dia serupa menangis. alasannya ialah burung-burung tak lagi hinggap
udara hitam. hujan turun hanya untuk menghanyutkan kanal-kanal
orang-orang datang. orang-orang terus datang!
punggungnya tak cukup berpengaruh sebagai pemanggul
tubuhnya telah terbenam. riuh dan silau lampu-lampu
klakson serta verbal yang mengumpat
semua saling bercepat langkah dan memburu
"apakah kamu perantau yang gres datang?
bersiaplah, kota ini akan tenggelam!"
tak saya dengar suaranya. tapi orang-orang kian gegas dan cemas
berlari menuju arah matahari
Panas mana yang tak membawa lekang
hujan mana yang tak mengguyur lapuk
dalam kesepian patung itu merawat lumut. badan yang rapuh
tahun demi tahun dijinjingnya sebagai sembilu
kadang kudengar dia menyerupai bernyanyi
perihal dusun-dusun yang ditinggal. perihal kekasih yang malang
atau barisan ibu-ibu merindu
tapi orang-orang datang. orang-orang terus datang!
dia tak mampu menampungnya
di gedung dan tepi jalan. rumah kontrakan atau pinggir selokan
semua tak lagi berdinding beda
"kaukah lelaki pencari kata-kata?
di sini yang tersisa hanya tanda tanya!"
saya lihat orang-orang semakin berpacu ke arah matahari

Patung itu. matanya tajam
pagi siang dan malam airmatanya tumpah ke jalan-jalan
"berapa nasib lagi harus kutampung di kota sesempit ini?
mereka berduyun-duyun tiba mencari
jantungku bercendawan dalam kehilangan!"
tak saya dengar suaranya. tapi dadaku serasa tertikam.

 seolah bercerita perihal usaha saat saya lewat di bundaran Puisi: Patung Dekat Bundaran (Karya Iyut Fitra)
Puisi: Patung Dekat Bundaran

Sumber http://www.sepenuhnya.com/

Related Posts

Matikan AdBlock

Agar blog Ini tetap berjalan, matikan AdBlock atau masukkan blog ini ke dalam whitelist.
Terima kasih.