Era digitalisasi telah mengubah zaman pada tingkatan kuno [baca: primitif] menjadi sentuhan ponsel ke setiap tingkat yang memungkinkan, semua serba gampang. Hasilnya, pendekatan menjadi lebih praktis dan kiprah yang dikomputasi menjadi lebih sederhana. Dari berbelanja, bisnis sampai penelitian, mengadakan pertemuan bisnis sampai menjaga kontak sosial, semuanya berada dalam fase yang sama dan seluruh dunia karam dalam satu istilah yaitu di internet. Secara signifikan, pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang kelas tetapi juga tersedia pada platform digital yang dikenal sebagai Pembelajaran Elektronik atau E-Learning. Pembelajaran inilah yang kini kita gunakan dalam mengarungi zaman.
Asal kau tahu E-Learning, kata tersebut tetapkan konsep bahwa pembelajaran melalui perangkat elektronik menyerupai desktop, laptop, CD-Rom, Televisi Digital atau seluler. Namun, kini pembelajaran melalui ponsel juga disebut sebagai m-learning. Siswa mempunyai pendapat yang berbeda terkait dengan e-learning dan beberapa sangat antusias dan bersemangat sementara beberapa ragu untuk pendekatan inovatif ini. Jadi, mari kita pahami istilah e-learning, tipenya dan keraguan yang terang dengan berfokus pada tantangan dan laba berikut ini.
www.riviwbuku.com |
Pelbagai Jenis E-Learning
Secara umum, ada tiga jenis proses e-learning-Synchronous E-Learning, Asynchronous E-Learning dan Blended Method.
Pada praktiknya Synchronous E-learning, pembelajaran dilakukan dalam proses waktu konkret melalui ruang kelas virtual. Siswa dan guru harus berinteraksi pada dikala yang sama melalui penggunaan internet dan berkomunikasi melalui pesan, chatting, konferensi video atau panggilan. Siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak bertemu secara eksklusif [baca: tatap muka] menyerupai kelas konvensional pada umumnya. Cara ini diklaim memudahkan guru dalam mengajar ketika berhalangan/tidak memungkinkan untuk hadir di kelas. Pembelajaran ini juga mengatakan kesan yang berbeda, guru sanggup menunjuk materi-materi yang secara eksklusif sanggup ditangkap dari daerah yang jauh berbeda. Misal guru sanggup mengatakan materi eksklusif dari Jepang [baca: luar negeri] pada siswanya yang berada di kelas. Tentunya hal ini akan mengatakan dampak dan keberminatan yang positif dalam pembelajaran.
Yang kedua meruapakan Asynchronous E-Learning, yakni pembelajaran melalui media [seperti video] yang direkam. Itu tidak didasarkan pada proses pembelajaran real-time. Ini dilakukan melalui kuliah, materi studi online, pembelajaran tertanam, kursus atau kelompok diskusi. Hal ini juga merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan minat dalam pembelajaran meskipun cara ini juga akan mempunyai dampak yang berbeda dalam pembelajaran di kelas. Penggunaan media video ini ternyata kini bisa dikatakan paling banyak digunakan untuk meningkatkan pemahaman materi pada siswa. Mengatasi tingkat kebosanan yang melanda dalam keseharian berguru di kelas. Hal ini juga bergantung pada cara guru untuk mengolah pembelajaran yang interaktif pada siswa.
Alternatif terakhir yang sanggup digunakan yakni metode pencampuran dari kedua pembelajaran Synchronous dan Asynchronous. Penggabungan ini memungkinkan untuk penyempurnaan keduanya. Cara ini tentunya menjadi alternatif yang cantik yang seharusnya digunakan oleh guru dalam perkembangan zaman digital menyerupai ini. Kalau kita kini memang mengenal istilah Blended-Learning.
Keuntungan dari E-Learning
Fleksibilitas: Di kelas tradisional, siswa harus pergi ke perguruan tinggi tinggi atau institut secara teratur dengan silabus terencana yang perlu diselesaikan pada periode waktu tertentu. Sementara metode e-learning mengatakan Anda fleksibilitas untuk berguru kapan saja, di mana saja dengan kegiatan Anda sendiri.
Pembelajaran Cepat: Siswa sanggup berguru dengan kecepatan dan minat mereka sendiri. Mereka tidak perlu mencoba menyamai kecepatan dan kecepatan siswa lain. Mereka sanggup membungkus silabus mereka secepat atau secepat yang mereka inginkan.
Akses Sepanjang Masa: Silabus dan materi pembelajaran tersedia online yang mengatakan jalan masuk kapan saja dan di mana saja, sehingga siswa tidak perlu khawatir perihal kapan harus duduk untuk belajar, mereka sanggup melakukannya kapan saja dan di mana saja.
Retensi dan pemahaman yang lebih tinggi: Di kelas online, proses pembelajaran dilakukan melalui presentasi, gambar, dan video. Ini yakni fakta yang populer bahwa konten visual mendaftar dengan praktis dalam memori insan daripada konten mulut dan teks. Ini membantu untuk memahami hal-hal yang lebih baik dan meningkatkan retensi dan kemampuan memahami siswa.
Umpan balik dan hasil langsung: Dalam pembelajaran tradisional, perlu waktu untuk menyidik salinan dan menyatakan hasil. Sementara di e-learning, tes dilakukan melalui kuis online. Ini telah mengurangi waktu untuk menghasilkan hasil dan juga mendapat daya tarik yang lebih besar di antara siswa alasannya yakni mereka tidak harus menghadapi guru pada dikala hasilnya.
Pendekatan Greener: Makalah dibentuk dengan menebang pohon. Dalam e-learning, siswa menyimpan kertas - menyelamatkan pohon. Jadi, ini yakni metode pembelajaran yang ramah lingkungan.
Hemat Biaya: Tidak diragukan lagi, penggunaan internet mengurangi biaya kertas, buku, notebook, file, pena, dan produk alat tulis lainnya. Selain itu, ini juga mengurangi biaya perjalanan ke kampus atau sentra pembelajaran. Oleh alasannya yakni itu, e-learning yakni metode pembelajaran yang ekonomis biaya.
Pemutakhiran Mudah: Sangat praktis untuk memperbarui catatan dan kuliah lain dalam mode online oleh instruktur, dan sangat sulit untuk menciptakan perubahan dalam buku yang diterbitkan dengan pemberitahuan singkat.
Techno dan Internet savvy: dengan mengakses internet secara rutin, siswa menjadi terbiasa dengan perangkat tersebut. Ini membawa kecakapan dalam penggunaan internet dan teknologi informasi.
Namun, bukan berarti e-learning hanya mempunyai daya tarik besar dan kelebihan, ada beberapa tantangan juga dalam metode pembelajaran ini -
Disiplin Diri: Dalam metodologi pengajaran yang teratur, guru atau pelatih mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap perhatian dan sikap siswa. Mereka memotivasi siswa untuk berguru melalui gaya pengajaran interaktif. Namun, dalam e-learning siswa harus melaksanakan kontrol diri untuk berguru dan belajar.
Keaksaraan komputer: Siswa harus mempunyai keterampilan komputer dan kemampuan pemecahan perkara dasar untuk melanjutkan berguru tanpa istirahat.
Ketersediaan sistem dan internet: Siswa sebaiknya mempunyai sistem / laptop mereka sendiri dan koneksi internet berkecepatan tinggi untuk e-learning.
BACA JUGA PENGAJARAN YANG MEMPERHATIKAN PERBEDAAN INDIVIDUAL
Pendekatan Pembelajaran: Dalam pembelajaran reguler, siswa berinteraksi dengan pelatih dan siswa lain yang menciptakan berguru menjadi menarik. Dalam e-learning, siswa mungkin merasa bosan berguru sendiri. Tidak akan ada diskusi dan tidak ada pendapat kedua yang sanggup mengarah pada pemikiran satu arah.
Terlepas dari semua tantangan ini, E-Learning masih merupakan cara pembelajaran modern dan masa depan dalam masyarakat sibuk yang terus berkembang ini. Guru dan siswa harus mempu memakai cara ini dengan bijak dalam pembelajaran demi keberpihakan pada keilmuan yang positif. Pengembangan ini harus terus ditingkatkan dalam pelbagai jenjang pendidikan. Berpikir maju dan modern yakni bentuk penyiapan kualitas ketika dihadapkan pada perkara dalam dunia digital.