Analisis Data Dalam Situs: Dimensi Metodologi Penelitian Kualitatif Bag 1 - Gasskeun Analisis Data Dalam Situs: Dimensi Metodologi Penelitian Kualitatif Bag 1 | Gasskeun

Analisis Data Dalam Situs: Dimensi Metodologi Penelitian Kualitatif Bag 1


ANALISIS DATA DALAM SITUS: DIMENSI METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF BAG 1

A.    Pengertian
Analisis di dalam situs merupakan acara analisis yang dilakukan pada suatu fenomena dalam konteks yang membentuk satu kajian kasus, baik masalah seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok dan satuan yang lebih luas menyerupai departemen, organisasi atau komunitas. Hal yang penting dalam acara analisis data dalam situs yakni bentuk penyajian dan pembuatan format. Penyajian data yang dimaksudkan yaitu suatu format ruang yang mengemukakan informasi secara sistematis pada penggunanya. Contohnya penyajian yaitu koran, layar komputer dan denah organisasi. 
Semua itu mengemukakan informasi dalam satu bentuk yang padat dan teratur, sehingga penggunanya sanggup menarik kesimpulan yang valid dan mengambil tindakan yang diperlukan. Bagi para peneliti kualitatif model penyajian yang khas yaitu dalam bentuk teks naratif. Teks itu muncul dalam bentuk catatan lapangan tetulis yang disaring oleh penganalisis dengan mengikuti penggalan-penggalan berkode dan menarik kesimpulan. Kemudian si penganalisis biasanya terus menangani bentuk teks naratif yang kedua yaitu laporan kajian kasus.
Berdasarkan pengalaman bagi para peneliti kualitatif bentuk penyajian teks naratif merupakan bentuk penyajian yang tidak mudah dan sangat lemah. Sulit bagi para penganalisis sebab teks itu tersebar, merentang dalam banyak halaman serta sukar untuk dilihat; teks itu lebih bersifat terpenggal-penggal dan bukan terpadu yang membuat sulit untuk melihat dua atau tiga variabel. Teks itu biasanya hanya disusun secara kurang jelas dan sanggup menjadi monoton atau terlalu sarat. 
Beberapa pengamat (misalnya Mulhauser,1975) telah menyatakan bahwa kajian-kajian masalah teks naratif hampir tidak bermanfaat bagi pembuat kebijakan yang tidak sanggup meluangkan waktu dan energi yang dibutuhkan untuk memahami catatan yang panjang dan menarik kesimpulan untuk kiprah mereka. Suatu analisis yang valid menuntut dan didorong oleh sajian yang serempak mungkin, terfokus, dan diatur sistematik sebagaimana yang dikehendaki oleh masalah yang ada. Sajian menyerupai ini adakala sanggup menjadi monoton, tetapi yang paling penting yaitu peluang untuk menarik dan memverifikasi kesimpulan yang valid lebih besar dari pada teks naratif.
B. Metode dalam Analisis dalam Situs
1. Bagan Konteks
a.       Masalah analisis
Penelitian kualitatif biasanya berfokus pada pada kata-kata dan tindakan insan yang terjadi dalam konteks yang spesifik. Walaupun penelitian kualitatif  memungkinkan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi atau analisis wawancara yang direkam, tetapi peneliti lebih percaya bahwa sikap seseorang harus dipahami oleh konteks. 
Konteks sanggup dipandang sebagai segi-segi situasi yang eksklusif relevan (dimana seseorang berada secara fisik, siapa yang lagi terlibat dan sebaginya). Juga segi-segi relevan dari sistem sosial dimana pribadi berfungsi (ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, lembaga, masyarakat lokal). Memfokuskan semata-mata pada sikap individual tanpa memperhatikan konteks maka menjadi pemeretelan konteks dengan resiko salah paham mengenai makna peristiwa. Masalah yang dihadapi seorang peneliti kualitatif yaitu bagaimana memetakan konteks sosial tindakan seorang individu secara ringkas dan cukup cermat, tanpa memasukan rincian yang berlebihan. Bagan konteks merupakan satu cara untuk mencapai tujuan tersebut
b.      Gambaran singkat ihwal denah konteks
Bagan konteks secara grafis memetakan relasi antara peranan, kelompok (dan bilamana perlu organisasi) yang sedang membentuk konteks sikap individu.
c.       Ilustrasi
Kebanyakan orang melaksanakan pekerjaan mereka sehari-hari dalam organisasi. Mereka memiliki pimpinan, teman dan bawahan, mereka melaksanakan kiprah yang berbeda-beda tingkat tanggung jawabnya dari orang lain, mereka memiliki relasi yang berbeda dengan aneka macam tingkatan orang yang memainkan peranan lain dalam lingkungan sosial mereka. Bagan konteks sanggup dibentuk untuk orang-orang dalam kelompok keluarga atau kelompok informal atau komunitas, tetapi peneliti lebih tertarik pada konteks dalam lingkup organisai
Prosedur yang diterapkan dalam denah konteks ada tiga tahap, yaitu membangun sajian, memasukkan data, dan menganalisis data. Pertama, membuat sajian. Sajian yang harus dibentuk pada denah konteks yaitu sajian yang membuktikan siapa yang mendukungnya, siapa yang bekerjsama memakai inovasi. Sajian juga harus membuktikan bagaimana penelitian yang sedang dikaji dilibatkan pada organisasi wilayah yang lebih luas. Kedua, memasuki data. Penganalisis mengacu pada catatan lapangan dan denah organisasi serta dokumen yang tersedia. Ini merupakan pemetaan awal dalam membuat denah konteks. Ketiga, menganalisis data. Dengan memperhatikan garis kewenangan kami sanggup melihat bahwa seorang pejabat sentra (Crowden) yang memiliki kewenangan eksklusif pada ketua-ketua departemen dikala mereka menjalankan inovasi. Dapat dilihat juga Crowden bukan hanya seorang penyokong, tetapi juga memiliki efek yang besar terhadap implementasi dan sepertinya memiliki ijin dari pimpinan untuk melakukannya. 
Ketua-ketua departemen juga memiliki tiga atasan lain, tergantung pada dilema yakni disiplin, penilaian guru dan penjadwalan. Dalam hal ini penemuan yang melibatkan penjadwalan yaitu menarik bahwa Havelock tidak hanya seorang penyokong tetapi bekerjsama telah memakai penemuan dan secara positif menuju kesana dan sanggup disimpulkan bahwa Crowden berlaku sebagai pendorong umum dengan memakai kewenangannya sebagai pejabat pusat. Havelock juga membantu secara eksklusif dalam dilema implementasi. Selain itu sanggup dilihat juga kepala sekolah tidak bertanggung jawab mengenai dilema kurikulum pada pimpinan dan memiliki relasi baik dengan Hevelock. Dapat dilihat juga terdapat 3 orang ketua yang terlibat bersifat ambivalen untuk positif terhadap inovasi. Suatu denah konteks aras berikutnya harus memiliki 3 orang ketua dan 29 orang pengguna.
d.      Keragaman
Masih berkaitan dengan konteks organisasi maka terdapat keragamannya contohnya kelompok-kelompok kerja sanggup disertakan dengan lingkaran-lingkaran (dalam pola ini semua kepala kantor wilayah, ditambah kepala sekolah bertindak sebagai kelompok pengewas)
e.       Waktu yang diperlukan
Jika penelitian lapangan sudah mencakup perhatian yang terfokus pada persoalan-persoalan yang dipetakan dalam denah konteks maka waktu yang dibutuhkan yaitu satu jam atau kurang dari satu jam
f.       Saran
Gunakan denah konteks lebih awal selama penelitian lapangan untuk meringkas pemahaman awal anda dan mencari masalah untuk langkah pengumpulan data selanjutnya.
contoh denah konteks : terlampir
2. Matriks daftar cek
a.       Masalah analisis
      Dalam masalah analisis terdapat kontradiksi antara peneliti survei dan peneliti lapangan. Peneliti suevei yaitu seorang pekerja yang berpengaruh niatnya, masuk situs untuk menanganinya untuk semua yang digunakan sebagai sampel, keluar lagi dan menganalisis hasilnya.
Sebaliknya peneliti lapangan tiba sebagai orang yang bertualang hampir tanpa tujuan yang gotong royong membuatkan beberapa instrumentasi yang bertujuan, berputar-putar dalam situs selama berhari-hari, mengumpulkan seluruh jenis data yang tampak tidak sanggup dikaitkan dengan variabel bebas utama, bermain-main dengan instrumentasi, berbicara dengan orang-orang tertentu lebih banyak dibandingkan dengan orang lain, melaksanakan observasi tanpa jadwal, secara sedikit demi sedikit mengumpulkan kata-kata berlembar-lembar dan menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengkode dan memasukan kata-kata itu di atas denah yang dibentuk untuk dianalis. Berdasarkan masalah ini peneliti lapangan sanggup mengumpulkan data dengan memakai tipe daftar cek dan menganalisisnya dalam bentuk matriks daftar cek
b.      Gambaran singkat ihwal matriks daftar cek
      Matriks daftar cek yaitu sebuah format untuk menganalisis data lapangan yang sanggup digabungkan ke dalam sebuah indeks atau skala sumatif. Sering kali tetapi tidak selalu, skala itu memiliki fungsi normatif; kasus-kasus dengan lebih banyak butir pada skala cenderung pada suatu segi tertentu menjadi “lebih baik” yang peneliti mempertimbangkannya sebagai sesuatu yang penting. Prinsip dasar yang ada di belakang matriks daftar cek ini yaitu bahwa matriks itu menyusun beberapa komponen variabel tunggal yang koheren. Format matriks daftar cek sangat beperan besar untuk membuat pengumpulan data lebih sistematik, membuat kemungkinan verifikasi, peningkatan daya banding, dan peluang kuantifikasi bilamana itu dipandang tepat
c.       Ilustrasi
Matrik daftar cek digunakan untuk menilai kesiapan awal sebelum melaksanakan praktek baru. Dalam kajian peningkatan sekolah ini dijumpai banyak kondisi yang digambarkan sebelumnya. Kesiapan pengguna dan pelaksana diikat secara konseptual terikat pada keberhasilan implementasi dalam kerangka konseptual. Singkatnya bahwa orang akan melaksanakan hal lebih baik jikalau ada kesiapan.
Prosedur yang diterapkan dalam matrik daftar cek ada dua tahap, yaitu memasukkan data dan menganalisis data. Pertama, memasukkan data. Penganalisis harus menelaah kembali bagia-bagian yang relevan dari tulisan-tulisan, dibubuhi kode-kode bertanda serta membentuk penilaian mengenai aras ketepatan komponen yang ada dan menempatkan kutipan-kutipan yang relevan. Kedua, menganalisis data. Berdasarkan data yang ada penganalisis sanggup membandingkan  data pengguna awal dan data pengguna akhir, dan sanggup juga menelusuri pemahaman dari responden tersebut sehabis itu barulah disimpulkan oleh penganalisis
d.      Keragaman
Komponen-komponen dalam daftar cek adakala memiliki struktur yang penuh makna. Misalnya komponen—komponen sanggup dikelompokan kedalam ikatan atau ditata dari pinggir ke sentra atau dari lemah ke kuat. Kolom-kolom juga mengacu pada aras dari satu situs contohnya ruang kelas, sekolah dan wilayah
e.       Waktu yang diperlukan
Adapun waktu yang dibutuhkan dalam matriks daftar cek ini bergantung pada keterampilan peneliti, teori yang mendasari kajian, permasalahan penelitian yang ada, kelengkapan data, jumlah informan, dan jumlah situs
f.       Saran
Menegaskan aturan-aturan dalam menyeleksi kutipan serta membuat asumsi dan penilaian
Contoh format matriks daftar cek
      Kondisi           Awal         Akhir            Awal            Akhir
Gagal




Lemah




Memadai




Kuat









Daftar Pustaka

Miles, M. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumbertentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.


Sumber https://rimatrian.blogspot.com/

Related Posts