ANALISIS METODE PENELITIAN KASUS BULLYING DI INDONESIA
Penelitian sangat penting untuk mengkaji suatu fenomena sosial maupun perkembangan ilmu alam. Dalam suatu penelitian diharapkan suatu metode penelitian yang tepat. Analisis duduk masalah menjadi tajam atau tumpul bergantung pada metode penelitian yang digunakan. Jika suatu penelitian sanggup dilaksanakan dengan metode yang sempurna maka seluruh hipotesa penelitian tersebut sanggup terjawab dengan pemberian data-data yang valid.
Adapun berdasarkan Sugiyono (2010:3) yang dimaksud metode penelitian ialah cara ilmiah yang dipakai untuk mendapat data dengan tujuan dan manfaat tertentu. Hanurawan (2012:14) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan mekanisme sistematik yang telah disepakati bersama demi mengungkap tanda-tanda suatu objek yang menjadi kajian bidang ilmu tertentu. Berdasarkan pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa suatu metode penelitian akan memperlihatkan mekanisme pada para peneliti biar sanggup mengungkap kebenaran ilmiah baik yang berupa data angka maupun deskripsi suatu fenomena.
Adapun berdasarkan Sugiyono (2010:3) yang dimaksud metode penelitian ialah cara ilmiah yang dipakai untuk mendapat data dengan tujuan dan manfaat tertentu. Hanurawan (2012:14) menyatakan bahwa metode penelitian merupakan mekanisme sistematik yang telah disepakati bersama demi mengungkap tanda-tanda suatu objek yang menjadi kajian bidang ilmu tertentu. Berdasarkan pendapat di atas sanggup disimpulkan bahwa suatu metode penelitian akan memperlihatkan mekanisme pada para peneliti biar sanggup mengungkap kebenaran ilmiah baik yang berupa data angka maupun deskripsi suatu fenomena.
Baca Juga: Perilaku Bullying pada Anak (Jenis dan Dampaknya Bagi Perkembangan Anak)
Penelitian pertama yang akan kita analisis ialah penelitian dari Annisa (2016) dengan judul Hubungan Jenis Kelamin Dengan Perilaku Bullying Pada Anak Usia SD di SD Muhammadiyah Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta. Pendekatan penelitian yang dipakai ialah kuantitatif jenis deskriptif korelatif. Tujuan penelitian ini ialah mencari suatu relasi antar variabel yaitu variabel jenis kelamin dan variabel sikap bullying. Kedua variabel tersebut cenderung menghasilkan data kualitatif. Terlebih sikap bullying ialah suatu fenomena yang membutuhkan pengamatan dan wawancara mendalam untuk mengungkapnya.
Perilaku bullying tidak sanggup diukur dengan tes, terlebih hanya dengan angket. Sebab di dalam sikap bullying perlu dijabarkan secara rinci insiden dan pengalaman subjek penelitian. Bukan sekedar klasifikasi biasa. Oleh lantaran itu, kurang sempurna kalau dipakai pendekatan kuantitatif. Adapun hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa relasi antar kedua variabel lemah dengan nilai relasi sebesar 0,135. Dari hasil penelusuran 10 artikel yang kami peroleh, 7 di antaranya memakai pendekatan kuantitatif. Hal ini memperlihatkan bahwa para peneliti tidak berkeinginan mengungkap masalah bullying secara mendalam.
Perilaku bullying tidak sanggup diukur dengan tes, terlebih hanya dengan angket. Sebab di dalam sikap bullying perlu dijabarkan secara rinci insiden dan pengalaman subjek penelitian. Bukan sekedar klasifikasi biasa. Oleh lantaran itu, kurang sempurna kalau dipakai pendekatan kuantitatif. Adapun hasil penelitian ini juga menjelaskan bahwa relasi antar kedua variabel lemah dengan nilai relasi sebesar 0,135. Dari hasil penelusuran 10 artikel yang kami peroleh, 7 di antaranya memakai pendekatan kuantitatif. Hal ini memperlihatkan bahwa para peneliti tidak berkeinginan mengungkap masalah bullying secara mendalam.
Penelitian kedua yang akan dibahas yaitu penelitian Wulandari & Mustikasari dengan judul Fenomena Bullying di SDN 3 Manggun Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Tujuan penelitian ini sudah terang ingin mendeskripsikan fenomena bullying yang terjadi di SDN 3 Manggun. Hal ini nampak pada analisis yang dipakai berupa analisis deskriptif kualitatif yang berusaha untuk mendeskripsikan suatu fenomena dengan kata-kata/kalimat/bukan angka. Jenis penelitian kualitatif lebih cocok untuk mengungkap kasus-kasus bullying, lantaran di dalam jenis penelitian ini peneliti akan berusaha menggali fenomena berdasarkan perspektif subjek penelitian.
Data bersifat alamiah yang didapatkan dari citra aktual pengalaman yang dideskripsikan oleh subjek penelitian melalui wawancara mendalam, observasi maupun inventori. Dengan demikian, kasus-kasus bullying sanggup dideskripsikan secara detail berkaitan dengan pengalaman subjek, maupun faktor-faktor pendukung yang melatarbelakangi terjadinya sikap bullying. Dengan adanya penelitian sejenis ini, maka memungkinkan para orang renta untuk berguru memahami kebutuhan dan perkembangan anak sehingga sanggup memproteksi anak dari sikap bullying.
Data bersifat alamiah yang didapatkan dari citra aktual pengalaman yang dideskripsikan oleh subjek penelitian melalui wawancara mendalam, observasi maupun inventori. Dengan demikian, kasus-kasus bullying sanggup dideskripsikan secara detail berkaitan dengan pengalaman subjek, maupun faktor-faktor pendukung yang melatarbelakangi terjadinya sikap bullying. Dengan adanya penelitian sejenis ini, maka memungkinkan para orang renta untuk berguru memahami kebutuhan dan perkembangan anak sehingga sanggup memproteksi anak dari sikap bullying.