Lukisan Hitam Putih
Bila kamu inginkan kenangan, kutinggalkan jejaknya di dinding ini, katamu pada sebuah malam. kamu menyebutnya perpisahan meski saya menyimpulkan hanya sebentar kepergian. kamu niscaya akan kembali, ucapku berupaya merayu kemudian waktu begitu lesat. tiang-tiang lampu, jalan dan pohon bersiburu ke arah larut selain hembus senyap tak kulihat dirimu yang menghilang di perbatasan kemudian sering kucuri sempat membaca lukisan itu. senyummu tawar seperti ingin berkisah, kita hanya rel, kereta dan stasiun saling membutuhkan dan niscaya akan berpisahan. berkacalah pada waktu
Kau tak pernah lagi berkirim kabar kecuali dua lembar foto berkebaya kuning dan merah hati. masihkah kamu terpasung oleh kenangan? tanyamu angkuh pada baris terakhir. kulihat bangau-bangau senja bergerombolan pulang riuh berjalinan dalam rindu pada anak, dahan dan sarang dan seekor murai bertengger di lukisanmu. berkicau dan menitikkan airmata semenjak itulah tak ada lagi dongeng dari dinding itu.
Payakumbuh, 2008
Puisi: Lukisan Hitam Putih Sumber http://www.sepenuhnya.com/