Awal Rencana
"...Aku minta maaf alasannya yaitu kau tiba ke sini dengan cara ini, Minae-san."
"T-Tidak sama sekali! Yah... Saya hanya melaksanakan apa yang seharusnya saya lakukan, Tuan Wilayah-sama..."
Di depanku ada Minae-san, yang memperlihatkan perilaku yang sangat berterima kasih untuk kehadiranku... Itu benar, saya segera memanggilnya ke tempatku sesudah pengucilan itu diucapkan. Ini yaitu awal rencana untuk menekan ketidakpuasan di antara warga wilayah.
Pada Awalnya Minae-san terkejut, alasannya yaitu ia tidak tahu bila saya yaitu Putri Duke Armelia hingga dikala itu. Selain itu, dikala ia mengetahui perihal situasi dikala ini dari pembicaraan kami sejauh ini, sikapnya menjadi lebih dipaksakan. Itu salah kami... pikirnya. Meramalkan bagaimana ini akan berubah, saya niscaya sangat jahat untuk menjelaskan semuanya padanya dengan cara ini.
"Aku akan jujur perihal alasanku memanggilmu di sini... Aku ingin minta bantuanmu."
"Y-Ya. Apa itu? Saya dengan hati akan memenuhinya selama masih dalam kemampuan saya!"
"Aku mungkin akan mengingatkanmu perihal suatu kejadian pahit belum usang ini. Bagaimana saya harus mengatakannya...? Aku ingin kau berbagi kisah perihal gereja yang dijual. Kamu tahu... itu agak berlebihan. Untuk menyampaikan isi ceritanya adalah: daerah di mana gereja suci itu berada – meskipun dulu dipakai untuk menjadi daerah dimana kami tinggal – sayangnya dijual kepada beberapa bajingan yang terlibat dengan perdagangan manusia. Kami diancam untuk pergi dan mengalami penghinaan terus-menerus. Ketika Iris mengetahui situasinya, ia menangkap para bajingan itu dan merelokasi gereja yang kondisinya buruk, kemudian mencarikan kami sebuah rumah baru. Gereja gres itu belum dibuka, namun rumor menyampaikan akan segera ada upacara pembukaan yang megah. Pada waktu itu, Iris juga akan muncul disana."
Mendengar isi ceritaku, Minae memiringkan kepalanya dengan bingung.
"Anda ingin saya berbagi kisah menyerupai itu?"
"Benar. Kamu mungkin akan menarik banyak perhatian yang tidak diinginkan... tidak, delapan hingga sembilan dari sepuluh itu niscaya akan ada. Kamu akan mendapatkan banyak tatapan tatapan bermusuhan dan mencurigakan juga. Meski begitu, saya ingin kau berbagi ini ke sebanyak orang yang kau bisa."
"Jika memang begitu, maka ya tentu saja! Saya akan banyak berbicara mulai sekarang, dan memastikan bahwa itu akan didengar dan dibicarakan disetiap sudut ibukota wilayah!"
* * *
Beberapa hari berikutnya semenjak saya meminta pinjaman Minae-san. Rumornya sudah menyebar dengan sangat cepat, sampai-sampai tidak ada yang menyadarinya. Tentu, tidak semuanya yaitu kabar baik – ada beberapa kecurigaan dan rumor lebih lanjut, dan kisah orisinil sedikit beda dengan banyak variasi melalui bergosip. Tapi, poin utama berhasil tersampaikan. Terlebih lagi, banyak orang sudah memperlihatkan minatnya pada upacara pembukaan gereja baru.
Saat saya mengingat apa yang terjadi hingga sekarang, pikiranku kembali ke kenyataan.
"Kamu memiliki rasa terima kasihku yang terdalam, Minae. Aasal kau tahu, saya bukan penguasa sebenarnya, hanya bertindak sebagai penguasa wilayah."
"B-Benarkah begitu...?"
"Tolong jaga identitasku sebagai belakang layar dari anak-anak. Kalau mereka mulai memanggilku Nona Iris dikala saya tiba untuk bermasin dengan mereka... entah bagaimana, saya merasa menyerupai ada jarak diantara kami dan itu akan membuatku sedih."
"Anda akan meluangkan waktu untuk mengunjungi kami lagi?!"
"Tentu. Aku menantikan untuk melihat pertunjukan anak-anak. Terlebih lagi, saya belum memberi buku gambar gres atau menceritakan dongeng baru, tahu?"
"...Terima kasih banyak, Nona Iris. Anak-anak sedang menunggu kehadiran Anda dengan sukacita."
"Aku bahagia mendengarnya... Jadi, mari selesaikan urusan ini dengan cepat."
Setelah menyampaikan tu, saya turun dari kereta kuda.
Hari ini yaitu perayaan selesainya serta upacara pembukaan gerena baru. Untuk memastikan keikutsertaanku berjalan lancar, Ryle dan Dida – yang sibuk melaksanakan kiprah mereka di banyak sekali tempat – dan Tanya menemaniku sebagai pengawal dikala ini.
Di depan mataku yaitu gereja besar yang gres dibangun. Meskipun seharusnya yaitu daerah suci, itu menawarkan suasana istana raja setan dimana para satria menuju... tampaknya itu cara yang belebihan yang saya gunakan untuk menggambarkan bangunan.
Baiklah, pertama-tama untuk menenangkan hati para warga wilayah, saya harus berangkat ke sana.
* * *