Anak-anak yang Lahir Kelak
Suatu saat. Bila kaulewat di kota ini di ujung malam terdengar bunyi ibu-ibu berdendang kanak-kanak larut dalam dongeng atau gadis-gadis pandai balig cukup akal yang menyurukkan aib ke balik jendela hanyalah wajah mimpi yang tengah mengurungmu sebenarnya kota yang dulu kausebut kampung sekarang telah berubah menjadi deras perpacuan maka pada bawah umur yang lahir kelak. sampaikanlah! bahwa malin. Lelaki berusia letih telah dicampakkan ke rantau lain. Rantau paling asing biarkan bawah umur itu menangis airmatanya kutunggu di tepian. Sebagai teman kesunyian
Suatu saat. Bila kaulewat di kota ini akan kaulihat seseorang tengah menggali mencari nama-nama yang hilang dan perihal keratau daerah bercermin. mimpi berbuah retak atau gerombolan masa lampau lelaki yang bergegas barangkali igaumu dikala kota yang kausebut kampung menangis parau di sawah padi-padi menguning. tapi burung pipit terbang sendirian ke mana kawa diantarkan seorang anak bermain ketapel. Dari langit cita-cita jatuh yang terkena hanyalah ranting angin alasannya yaitu pohon sidomang atau kalimunting tak lagi ada maka pada bawah umur yang lahir kelak. sampaikanlah! bahwa malin. Lelaki yang menuju tua dalam dirinya membangun gubuk sebuah jembatan kayu. Menuju ke tepian daerah akan kusempurnakan kesepian
Suatu saat. Bila kaulewat di kota ini sejeram arus yang dulu kausebut kampung di dalamnya akan kamu temukan barisan mimpi yang tergadai.
Puisi: Anak-anak yang Lahir Kelak Sumber http://www.sepenuhnya.com/